Mohon tunggu...
Johanes Marno Nigha
Johanes Marno Nigha Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar

Sedang Senang Menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mas Krug dan Wisma Wiwik Soekarno: Bagaimana Mencerna IELTS Secara Enak?

7 Maret 2024   18:33 Diperbarui: 7 Maret 2024   18:35 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelas tambahan bersama mas Krug/ dokumen pribadi

Wisma Wiwik Soekarno atau Kos Bu Wiwik begitu kami menyebutnya terletak di jalan Mendung 3, Jebres, Solo, mungkin akan menjadi salah satu tempat terpenting dalam jejak kami penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)  baik Afirmasi maupun pra sejahtera yang mengikuti Pengayaan Bahasa Batch 1, tahun 2024 di Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo.

Sepintas kos ini sama seperti kos-kos lain di mana saja. Lokasinya cukup strategis, dekat dengan kampus, dikelilingi sejumlah kos baik putra maupun putri. Beberapa warung menjadi warung andalan anak kos. Beberapa tempat loundry menjadi tempat favorit agar pakaian anak kos tetap bersih dan harum. 

Diantara semuanya itu, hanya wajah Bu Wiwik saja yang tak pernah kami penghuni kos lihat. Seluruh komunikasi dengan bu Wiwik,  pemilik kos semang kami terjadi melalui aplikasi  WhatsApp. Salah satu yang membedakan adalah 6 penghuni dari 10 kamar kos Bu Wiwik akan tinggal untuk 3 dan 4 bulan saja. Sesuai waktu pengayaan bahasa oleh LPDP.

Baru dua Minggu bersama di Kos Bu Wiwik, kami berenam merasa diikat oleh satu kepentingan yang sama. Menembus skor bahasa inggris baik TOEFL (Test of English as Foreign Language)   ataupun IELTS (International English Language Testing System) sesuai target kampus tujuan. Yanto salah satu penghuni kos sekaligus pejuang IELTS dan sahabatnya Yuni sedang berusaha memenuhi skor bahasa inggris untuk target kampus Quensland di Australia. Keduanya sepakat memindahkan tujuan kampus yang semula dalam negeri (Indonesia). Beberapa bulan ini keduanya sibuk mencari tutor untuk IELTS.

Sharing malam-malam awal di Kos Bu Wiwik kemudian menjadi lanjutan curhat tentang sistem pengayaan bahasa dengan segala kekurangan dan kelebihannya selama dua Minggu di kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.

Cerita berkembang, lalu kami mengetahui ada mas Krug, penghuni Kos yang sudah belajar lebih jauh untuk IELTS. Skor tesnya di seputaran 7.0 dan 8.0 versi latihan pada aplikasi British Council. Ini hasil yang tentu saja membuat iri para pejuang skor IELTS yang target minimalnya 6.5 untuk kampus luar negeri.

 Berdasarkan pengalaman dari sebagaian besar penerima beasiswa LPDP, untuk mencapai skor IELTS minimal 6.5, membutuhkan perjuangan belajar dan kursus yang cukup menyita waktu. Belum lagi ditambah biaya mengakses tes IELTS yang cukup mahal dikisaran 3,5 juta rupiah.

Seusai mengikuti kelas 5 jam perhari, pukul 13.00 hingga 18.00 kami meminta bantuan mas Krug menambah kelas dadakan dari pukul 19.00- 22.00. Awal kelas dadakan ini bermula dari Yanto, yang langsung menodong mas Krug untuk mengajarnya.

Melihat kesempatan emas ini yang lain ikut bergabung. Maka jadilah malam itu, Saya, Yuni, Yanto, Ardes, Rian dan Pace Daniel mengelilingi Mas Krug. Kelas dadakan ini diatur oleh Mas Krug. Seluruh perkuliahan di kelas selama 5 jam yang telah berlangsung selama dua minggu diperjelas kembali oleh mas Krug malam itu selama 3 jam. Pertemuan pertama dikhususkan untuk Structure, salah satu bagian yang cukup sulit untuk sebagian besar dari kami.

Mungkin ada banyak pengajar pintar tapi hanya sedikit pengajar yang mampu menyederhanakan pelajaran yang sulit menjadi mudah di pahami. Dari sedikit itu ada Mas Krug, Awardee yang mengikuti kelas pengayaan bahasa dan juga salah satu penghuni kos Bu Wiwik, tempat kami tinggal.

Mas Krug senang, kami berenam senang dan Bu Wiwik tentu saja ikut senang, meski ia tak pernah sekalipun kami temui sepanjang dua minggu terakhir ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun