Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Melakoni Buzzer dengan Saling Cinta Sesama, Mungkinkah?

12 Oktober 2019   09:40 Diperbarui: 12 Oktober 2019   09:57 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, aktivitas buzzer. Foto | Republika

Perang di dunia maya pun makin terasa sengit menyusul setelah partai-partai melalui tim suksesnya membangun portal atau website masing-masing. Hehehe seru!

**

Sayogiaya kita dapat memetik pelajaran dari beragam peristiwa buruk yang terjadi kala berlangsung Pilkada dan Pilpres. Kantor polisi kerap didatangi pelapor lantaran nama baiknya dicemarkan. Sayangnya, hingga kini, masih di antara kita asyik dengan keegoannya yang makin menguat.

Itu dapat kita saksikan kala Menkopolhukam Wiranto ditusuk salah seorang anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD), malah dikomentari "miring".  Nyinyir.

Seperti diwartakan di berbagai media (sosial) Hanum Rais menyebarkan ujaran kebencian soal peristiwa penusukan Menkopolhukam Wiranto.

Cuitan Hanum Rais yang dimaksud itu berbunyi, "setingan agar dana deradikalisasi terus mengucur. Dia caper. Krn tdk bakal dipakai lg. Play victim. Mudah dibaca sbg plot. 

Diatas berbagai opini yg beredar terkait berita hits siang ini. Tdk banyak yg benar2 serius kenanggapi. Mgkn krn terlalu banyak hoax-framing yg selama inu terjadi".

Dari Fenomena Buzzer terkait peristiwa buruk yang menimpa Wiranto, patut kita ajukan pertanyaan kepada buzzer yang melontarkan celotehan "miring" atau negatif. Bagaimana perasaan yang muncul jika peristiwa serupa menimpa orang tua atau anggota keluarga anda?

Penulis yakin, warga Indonesia akan lebih banyak memberi simpati daripada berceloteh tidak "kepuguhan", tidak pada tempatnya. Terlepas siapa yang mengalami nasib naas itu. Sebab, masyarakat Indonesia masih banyak yang meyakini dan mengamalkan Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa.

Lantas, bagaimana agar kita menjadi buzzer yang dalam kalimatnya selalu memiliki nilai ibadah.

Tidak terlalu sulit sih jika kita mau menengok pesan para nabi dan rasul yang selalu menyampaikan kabar gembira dan memberi peringatan, mengajak orang berbuat kebaikan dan memerangi kebatilan atau amar makruf, nahi munkar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun