Istilah buzzer atau pendengung tengah menjadi pusat perbincangan. Sayangnya, narasi yang muncul membuat aktivitas ini mendapatkan label/image yang buruk. Buzzer (sebagaimana sebagian orang telah menganggap peran ini sebagai profesi berbayar) memang berkontribusi besar dalam pembangunan opini publik.Â
Nah, Kompasianer, bagaimana Anda menanggapi fenomena buzzer belakangan ini? Apakah kehadiran buzzer memberikan dampak positif, atau justru berdampak negatif? Bagaimana seharusnya masyarakat menyikapi buzzer di era digital saat ini? Atau Anda ingin memberi tips cara menjadi buzzer yang beretika? Tuliskan ulasan/opini Anda di Kompasiana dengan menyematkan label Fenomena Buzzer (menggunakan spasi) pada tiap artikelnya.