Maksud banyak bacot adalah banyak bicara. Sedangkan beku otak punya arti orang yang punya pikiran bebal. Selalu tidak mudah memahami persoalan. Itu adalah salah satu contoh dialek Betawi dan masih banyak contoh lainnya.
Di kampus-kampus juga masih terasa. Kata elu dan gue masih bertahan sebagai pengganti aku dam kamu. Gunung dikate gede, lebih gede ati gue. Maksudnya gunung itu besar, tetapi hatinya lebih besar dari gunung. Â
Meski begitu, realitasnya penutur dialek Betawi kini memang terasa makin terdesak. Ini bisa ditandai dari kesenian Lenong Betawi yang dipentaskan di pinggiran kota Jakarta pun makin langka. Hanya (patung) ondel-ondel saja yang banyak ditempatkan di perkantoran. Sedangkan kesenian ondel-ondel makin terdegradasi lantaran pemainnya tak memahami cara berkesenian yang baik.
Sejatinya jika kita menyaksikan kesenian Lenong, dari situ bisa memahami budaya Betawi melalui dialeknya.
Memandang wajah ibukota secara utuh tak cukup dengan melihat keramaian di mall atau pasar swalayannya, menikmati sistem transportasinya yang makin modern, tetapi penting pula memahami jati diri warganya secara keseluruhan. Karena dari situ itu kita dapat memetik pemahaman seberapa besar pengaruh  budaya yang dibawa dari berbagai etnis bagi kemajuan warga Betawi.
Selamat hari ulang tahun Jakarta yang ke-492.