Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar "Ngelmu" di Pedalaman Kalimantan Barat

17 Mei 2018   21:06 Diperbarui: 17 Mei 2018   22:46 893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wajah ibukota Kalimantan Barat, Pontianak, kini makin cantik. Lihat alun-alun Sungai Kapuas di Pontanak ini. Foto | Wisata Pontianak.

**

Memenuhi persyaratan admin SaatnyaKalimantan dan KabarDariSeberang ini, maka bila dipetakan pertikaian antaretnis di wilayah ini seperti segitiga sama kaki. Kadang etnis Dayak vs Madura, kadang etnis Madura vs Melayu atau Melayu vs Dayak. Penulis lupa, pada tahun kapan ketiga etnis tersebut saling berhadapan. Seingat penulis, kala masuk di Pontianak awal 1995 -- saat jalan raya sepi dan jumlah mobil yang lewat masih dapat dihitung dengan jari - terjadi pertikaian antaretnis Dayak vs Madura.

Hampir semua kabupaten/kota di wilayah provinsi khatulistiwa itu bergejolak. Mungkin hanya Kabupaten Ketapang dan Kapuas Hulu saja rada senyap. Sering penulis menjumpai mayat secara tak sengaja dengan kondisi tubuh memilukan.

Tapi penulis merasa bersyukur, meski manajemen di kantor pusat tempat penulis bekerja tidak memperhatikan kesulitan yang dihadapi penulis dan nasib anggota keluarga para staf di sana, Tuhan melindungi kami.

Bahkan, ketika bekerja dan turun ke lapangan, siapa pun etnisnya dapat menerima kami dengan lapang dada dan memberikan dukungan. Dan, setelah direnungkan, "ngelmu" di provinsi yang luasnya hampir tiga kali pulau Jawa itu bukan mengahantarkan diri untuk mencari lawan. Perasaan diri justru semakin merendah di hadapan orang banyak.

"Itu bukan ilmu membela diri, tetapi ilmu menjaga diri," demikian pesan sang guru yang ternyata belakangan diketahui adalah seorang tokoh di Kalimantan Barat.

Konflik antaretnis mereda awal 2001. Banyak pengalaman dipetik penulis di daerah ini. Masih banyak warga di sana yang saya kenal dan sekarang salah satunya sudah menjadi gubernur. Ada pula di antaranya menjadi pengusaha plus anggota terhormat di legislatif, Gedung Komplek Parlemen Senayan Jakarta.  

Kata orang yang bermukim di tepi Sungai Kapuas, jika tinggal di Kalimantan Barat dan meminum airnya, maka yang bersangkutan akan kembali ke daerah itu lagi. Benar. Saya pun menjadi sering ke kawasan itu.

Coba perhatikan lirik lagu ini:

Aek Kapuas

Hei sampan laju

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun