Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Jalan Jaksa Mengubah Wajah, "Bule" Enggak Mau Nginap?

12 Mei 2018   00:35 Diperbarui: 12 Mei 2018   04:43 4275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masuk kawasan Jalan Jaksa. Foto | Dokpri

Belum lama ini penulis menelusuri Jalan Jaksa. Dari ujung utara, tepatnya Jalan Kebon Sirih menelusuri jalan kira-kira 400 meter sampai ke perapatan Jalan KH  Wahid Hasyim di bagian selatan. Wilayah wisata yang berada di Kelurahan Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, itu kini mulai nampak perubahan fisik berupa bangunan dari beberapa tahun silam.

Jika dulu banyak dijumpai bangunan kecil dan kafe 'ala murahan'  sesuai dengan ukuran kantong para backpacker, sekarang nampaknya mengubah konsep mengintip pangsa pasar turis berkantong tebal.

Wilayah wisata di tengah kota Jakarta Pusat itu memang sedari dulu terkenal bagi para turis mancanegara yang ingin menikmati pesona malam Jakarta dengan ukuran saku murah. Namun dengan menyaksikan adanya bangunan diperuntukan kafe untuk wisatawan, maka tentunya sasaran atau targetnya tidak lagi untuk ukuran warga bule 'kere'.

Bangunan menjulang tinggi mengancam rumah makan kecil. Foto | Dokpri
Bangunan menjulang tinggi mengancam rumah makan kecil. Foto | Dokpri
Tidak seperti dulu, kini bule tak nampak siang hari. Foto | Dokpri
Tidak seperti dulu, kini bule tak nampak siang hari. Foto | Dokpri
Sepanjang pengamatan penulis, justru wisatawan 'kere' dan pekerja kasar berasal dari Afrika banyak menginap di rumah warga Kebon Sirih. Ketika pagi hari, sejumlah warung tegal atau Warteg kadang tiba-tiba penuh dengan warga dari benua hitam itu.

"Ramai lah sekarang," kata serorang warga yang tak mau disebut jati dirinya.

Tepat, jika ada seorang pengamat wisatawan menyebut bahwa beberapa tahun terakhir para  backpacker tidak lagi menjadikan Jalan Jaksa sebagai primadona. Restoran dan kafe murah mulai menghilang.  Kalau pun ada itu hanya beberapa Hostel yang menetapkan tarif murah, kisaran Rp200 ribu sampai Rp250 ribu per malam.

Sekarang mulai sepi. "Bule nggak lagi berminat kaya' tempo dulu," kata Isah, seorang warga yang tiap hari wara-wiri di lokasi itu dengan logat Bahasa Betawi.

Nama jalan Jaksa sudah ada sejak zaman kolonial. Nama ini berawal dari seorang mahasiswa Rechts Hogeschool Batavia (Akademi Hukum Jakarta) menetap di daerah ini ketika sedang menuntut ilmu di sana. Karena itu jalan ini dikenal sebagai Jalan Jaksa.

Mulai langka tempat makan seperti ini. Foto | Dokpri
Mulai langka tempat makan seperti ini. Foto | Dokpri
Bangunan gedung bertingkat akan gantikan bangunan kecil. Foto | Dokpri
Bangunan gedung bertingkat akan gantikan bangunan kecil. Foto | Dokpri
Pada akhir 1960-an, Jalan Jaksa mulai dikenal secara internasional di antara para petualang melalui International Youth Hostel Federation (IYHF). Tahun 1968, Nathaniel Lawalata, sekretaris jenderal Asosiasi Pemuda Indonesia mengubah rumahnya menjadi hotel bernama Wisma Delima. Hotel ini adalah hotel pertama di Jalan Jaksa dan satu-satunya hotel di Jakarta yang secara internasional terdaftar di IYHF.

Jalan ini terus mengalami perkembangan, banyak hostel dan tercatat di berbagai buku panduan perjalanan terkenal seperti Lonely Planet. Jalan Jaksa kemudian menjadi titik transit untuk menjelajah seluruh Indonesia dan secara resmi ditetapkan sebagai kawasan pariwisata oleh dewan kota Jakarta.

Setiap tahun, Pemda DKI memang menggelar festival Jalan Jaksa dengan maksud menarik minat dan rasa ingin tahu masyarakat untuk berkunjung ke ruas jalan yang terkenal dengan deret penginapan dan tempat makan murah untuk turis itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun