Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Manisan Erbis, Renyah dan Enak

25 Februari 2018   07:31 Diperbarui: 25 Februari 2018   08:42 5337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selly, puteri Mince, tengah merawat buah erbis di kediamannya. Foto | Dokpri

Mince, sapaan akrab Aminah , karyawati sebuah kementerian, sering  memberikan kami buah erbis. Warga kawasan Parung Bogor, Jawa Barat, ini dengan susah payang membawanya ke kantor di kawasan Lapangan Banteng Barat, Jakarta.

Kadang ia membawa dua buah. Jika tengah panen, dibawanya dalam jumlah banyak dalam kondisi mengkal dan ada pula matang. Entah apa alasan ia sering memberi buah erbis kepada isteri penulis.

Awalnya penulis bertanya, buah apa ini? Melihatnya saja tak pernah. Mungkin pernah melihat sekilas di pasar swalayan, tetapi tidak terlalu memperhatikan. Kala melihat buah terasa asing, pikiranku menduga-duga lalu tertuju kepada buah impor.

Ternyata erbis, yang sering dibagi Mince itu adalah buah lokal. Ia menanamnya di pekarangan rumah. Mince menyebut, menanam erbis tidak membutuhkan perawatan 'rewel' karena memang cara menanamnya pun tidak memerlukan lahan khusus. Asal tanah memadai, cukup air, ya tumbuh subur.

Buah erbis mengkal. Foto | Dokpri
Buah erbis mengkal. Foto | Dokpri
Buah erbis matang. Foto | Dokpri
Buah erbis matang. Foto | Dokpri
Dalam berbagai literatur, erbis dikenal dengan sebutan passiflora guadrangularis. Meski termasuk tanaman semak, ternyata erbis sekeluarga dengan markisa. Buah erbis ukurannya lebih besar dibandingkan dengan markisa pada umumnya.

Itulah sebabnya buah ini sering disebut dengan markisa besar. Buah markisa setidaknya ada ratusan jenis dan tersebar ke seluruh wilayah negara di dunia. Markisa jenis erbis sendiri berasal dari daerah tropis sekitar Amerika Tengah dan Selatan dan mulai menyebar di Indonesia di wilayah Sulawesi, terutama Makassar dan Sumatera Utara.

Pasti siapa pun banyak kenal jika disebut markisa. Sebab, buah yang satu ini sudah populer dan dijadikan minuman segar, sebagai buah tangan dari Makassar dan Medan.

Di kediaman Mince, jika dicermati pohon erbis tumbuh merambat, batang kecil memancang. Batangnya tidak kaku berbentuk segi empat. Pada batangnya itulah tumbuh daun dan bunga, juga sulur berbentuk spiral.

Saya tak dapat melukiskan dengan detil buah erbis ini. Yang jelas bentuknya lonjong, panjang sekitar 20 Cm.  Diameternya sekitar 15 cm, sedangkan beratnya bisa mencapai 1-2 kg. Jika kita sering melihat pepaya, ya itulah bentuknya.

Buah erbis berongga. Di dalam rongga itu ada banyak biji, sama seperti buah markisa pada umumnya.

Buah erbis yang sudah matang, harum dan enak rasanya. Buah erbis jarang dimakan langsung. Biasanya daging buah erbis yang sudah dipotong-potong dicampur dengan sirup dan es, menjadi es buah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun