Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Banggalah dengan Masjid Istiqlal

12 Juni 2017   00:06 Diperbarui: 12 Juni 2017   17:08 1045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banggalah dengan Masjid Istiqlal

Masjid negara ini tak pernah sunyi dari berbagai aktivitas, terlebih selama Ramadan ini siang hingga malam hari umat muslim ikut memakmurkannya dengan selain shalat berjamaah lima waktu, tarawi, i'tikaf, juga membaca ayat suci Alquran.

Tak disangka, sebagian umat Islam juga menjadikan sebagai tempat memperkuat silaturahim antaranggota keluarga. Mereka membuat janji bertemu di Masjid Istiqlal saat berbuka puasa. Muhammad Sobri dari kawasan Tangerang, Banten, membuat janji ingin bertemu dengan sanak keluarganya selama Ramadan. Ketimbang sulit mendatangi kediaman anggota keluarga di kawasan Tanjung Priok, lebih baik bertemu saja di Istiqlal.

Jemaah juga memanfaatkan kehadiran festival ramadan di Istiqlal (Dokpri)
Jemaah juga memanfaatkan kehadiran festival ramadan di Istiqlal (Dokpri)
Transportasi yang sering menjadi kendala, karena macet misalnya, dapat teratasi dengan kemudahan berkunjung ke Istiqlal. Lagi pula dengan menggunakan bus Transjakarta cukup lancar, dekat pusat sentral busway Harmoni.

Di masjid negara ini, bukan hanya Sobri yang melakukan hal demikian. Para ustadz pun di luar Jakarta-- yang sebelumnya tak melihat dari dekat secara fisik tentang masjid itu-- kini dapat merasakan kemegahan Istiqlal yang dibangun dengan dukungan arsitek F. Silaban (1961) itu.

Umat Islam yang memakmurkan Istiqlal tidak sekadar mengisi dengan ibadah ritual semata, tetapi juga kesalehan sosial. Di Istiqlal itu pulalah mereka menguatkan silaturahim. Dan yang menggembirakan lagi, selama Ramadan diisi dengan bazar dengan tema Istiqlal Ramadhan Fair. Untuk acara buka puasa, manajemen masjid tersebut menyiapkan takjil dalam jumlah cukup banyak. Pokoknya cukup untuk anggota jemaah di atas dua ribuan. Dan, seusai shalat Jumat (9/6/2017), penulis menyaksikan demikian meriahnya kawasan kompleks Masjid Istiqlal.

Pihak manajemen Masjid Istiqlal tampaknya memberikan kesempatan kepada para pengusaha skala kecil dan menengah (UKM) untuk ambil bagian dalam kegiatan tersebut. Peserta dari UKM dan PKL diberi kesempatan menjual produknya di sini. Beruntung para pedagang tak terganggu dengan sekelompok kecil peserta pelaksanaan Aksi Bela Ulama 9 Juni (96) pada Jumat itu. Animo pembeli juga cukup tinggi, termasuk pengunjung dari luar Jakarta yang kedatangannya pun memanfaatkan momentum tersebut untuk berbelanja sambil menunggu azan magrib.

"Ngabuburi gitu, kira-kira," kata Ace Sarifuddin, pengunjung dari kawasan Bogor.

PKL diberi kesempatan jualan di sekitar Istiqlal asal tertib dan jaga kebersihan (Dokpri)
PKL diberi kesempatan jualan di sekitar Istiqlal asal tertib dan jaga kebersihan (Dokpri)
Khusus pada kegiatan Ramadan ini, Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal Muzamil Basyuni mengingatkan bahwa Ramadan adalah madrasah dengan program pendidikan dan latihan (prodiklat) superkilat (maksimal 30 hari karena tak jarang hanya 29 hari) untuk disiplin meneladani akhlak Nabi Muhammad Rasulullah SAW yang telah bersabda yang artinya: "Telah kutinggalkan pada kalian dua perkara, sepanjang kalian berpegang teguh pada keduanya kalian tidak akan sesat selamanya, Kitab Allah (Al-Qur"an) dan Sunnahku (Al-Hadits)".

Apa alasan perlunya kita disiplin meneladani akhlak Nabi Muhammad Rasulullah SAW? Ada firman Allah yang artinya: "Telah ada bagi kalian pada Rasulullah SAW teladan yang baik". RasuluLlah SAW telah bersabda yang artinya: "Yang paling baik dari antara kalian ialah yang paling berguna bagi sesama manusia". Rasulullah SAW juga telah bersabda yang artinya: "Yang paling baik dari antara kalian ialah yang mempelajari Alqur"an dan mengajarkannya".

Selagi kini sedang di dalam ruang waktu Bulan Suci Ramadan, Bulan Alquran, insya Allah dengan kondisi sehat afiat lahir batin kita bisa menikmati "mondok" masuk Madrasah Ramadan "nyantri" mengikuti prodiklat superkilat melatih diri disiplin dan berhasil rajin tadarrus 4 halaman Al-Quran pada tiap waktu sholat fardlu; berarti 4 halaman x 5 waktu = 20 halaman tiap harinya; sehingga pada akhir bulan Ramadan bisa khatamkan 600 halaman atau 30 juz Alquran.

Seorang pengunjung merekam aktivitas di seputar masjid dengan drone (Dokpri)
Seorang pengunjung merekam aktivitas di seputar masjid dengan drone (Dokpri)
Memang, Masjid Istiqlal kini tampil dengan wajah harmonis. Masjid ini kini telah menjadi simbol kerukunan antarumat. Karena itu tidak berlebihan jika Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta KH Nasaruddin Umar menyebut bahwa pada Ramadan ini Indonesia tergolong paling aman dibanding sejumlah negara-negara Islam di Timur Tengah.

Pernyataan Nasaruddin itu juga disampaikan saat dialog kebangsaan yang diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bekerja sama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Tenggara dengan melibatkan mahasiswa yang tergabung dalam Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Universitas Haluoleo di Kendari, baru-baru ini.

Beberapa negara Islam di Timur Tengah, termasuk di Arab Saudi, menyatakan bangga dengan Indonesia karena beberapa agama dan penganut kepercayaannya dapat tetap rukun. Sementara Palestina dan negara di Timur Tengah lainnya yang penduduknya muslim dalam menyambut puasa Ramadan justru mengalami kesulitan melaksanakan rangkaian ibadah karena kondisi keamanan negara bersangkutan.

Karena itu kita patut bangga, Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim terbesar di dunia menjadi kiblat terkait kerukunan umat beragama.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun