Oleh karena itu, sinergi untuk mengamankan inflasi menjadi tantangan yang pelik sehingga perlu koordinasi sektoral dan lintas sektoral, termasuk memadukan dari kebijakan moneter dan fiskal, termasuk juga koordinasi di lapangan untuk memasukan pasokan aman.Â
Hal ini misalnya terlihat dari kasus mahalnya harga beras yang diprediksi memacu inflasi September 2023. Oleh karena itu, sisa triwulan-IV 2023 harus bisa mengamankan inflasi meski ada tantangan pilpres dan pileg pada 2024 sebentar lagi.
Mengacu data musiman sejatinya masih ada ancaman inflasi musiman yaitu nataru pada Desember 2023. Selaras dengan ancaman inflasi musiman ramadhan -- lebaran, maka di inflasi nataru juga harus dicermati. Meski tidak akan sebesar inflasi ramadhan -- lebaran tetapi inflasi nataru tidak bisa diremehkan dampaknya terhadap daya beli, apalagi pada akhir September sudah pasti terbelit oleh kenaikan harga beras yang signifikan.Â
Terkait ini maka Bulog perlu turun tangan untuk mengamankan lonjakan harga beras agar tidak semakin liar. Bagaimanapun juga, beras sebagai bahan pangan utama maka kenaikan di setiap rupiah harganya pasti rentan terhadap daya beli.Â
Jadi tidak ada alasan untuk tidak segera mencermati realita yang ada dibalik kasus perberasan agar belit inflasi terkontrol termasuk misalnya melakukan operasi pasar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI