Mohon tunggu...
Edy Primsa Brahmana
Edy Primsa Brahmana Mohon Tunggu... Bankir -

Seorang Bankir

Selanjutnya

Tutup

Money

Pancing Dilempar Bauksit yang Dapat

23 Juni 2015   15:56 Diperbarui: 13 Juli 2015   05:07 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memang tidak dapat dipungkiri, hal di atas terjadi karena kondisi pertambangan negara kita tidak akan pernah bisa dilepaskan dari carut marut regulasi pertambangan itu sendiri. Regulasinya sudah bagus, namun pelaksanaannya di lapangan terkadang jauh panggang dari api. 

Mohon jangan dilupakan gambar gigi di atas. Gambar gigi tersebut adalah ilustrasi dari kerusakan gigi yang ditimbulkan karena air yang dipakai untuk kebutuhan sehari-hari telah tercemar dengan bauksit.

Lurah Pulau Karas mengatakan, masyarakat di Pulau Karas kerap menderita penyakit yang menyerang gigi. Hal itu karena air yang dikonsumsi tidak bagus mengandung air laut serta bauksit. Pulau Karas terletak di Kecamatan Galang, Kota Batam Provinsi Kepulaun Riau. Dijelaskan lurah tersebut bahwa, di wilayah itu ada 826 Kepala Keluarga dengan jumlah masyarakat tiga ribu orang. Dari jumlah itu, 90 persennya, bermasalah gigi yang diakibatkan air yang tidak sehat.

Sumber : www.batamtoday.com/berita21798-90-Persen-Warga-Pulau-Karas-Alami-Kerusakan-Gigi.html 

Mari, jangan pula dilupakan kerusakan lingkungan yang terjadi dan digambarkan pada awal tulisan ini. Pancing yang awalnya ditujukan dan diharapkan untuk menangkap ikan, ternyata hanya bisa menangkap batu-batu bauksit yang tersebar akibat pendangkalan dasar laut.

Mari Mendukung Smelter

 

sumber : google.com

Gambar di atas adalah gambar smelter aluminium. Hasil akhir adalah aluminium dalam bentuk cair

 

Sumber: Presentasi Erry Sofyan, Ketua Asosiasi Pengusaha Bauksit dan Bijih Besi Indonesia (APB3I)

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun