Institusi dan lembaga yang terkenal di Indonesia selalu melakukan penyempurnaan organisasinya yang dimulai dari sisi internal organisasinya, contohnya Pertamina melakukan transformasi dengan memperbaiki budaya organisasi dengan fokus kepada pengembangan kinerja human capital serta lebih fokus kepada core business-nya. PT Kereta Api Indonesia merombak struktur organisasinya yang disetarakan dengan perusahaan swasta sehingga membentuk Direktorat Komersial yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan meraih peluang bisnis.
Bank Indonesia terus melakukan penyempurnaan budaya kerja dan internal organisasi yang disesuaikan dengan visi BI. Visi Bank Indonesia saat ini adalah menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil. Lima nilai strategis BI yaitu Trust and Integrity, Professionalism, Excellence, Public Interest dan Coordination and Teamwork.
Untuk mencapai visi tersebut, Bank Indonesia telah melakukan transformasi dalam strategi kebijakan dan penyempurnaan internal organisasi dengan mencanlima tema transformasi Bank Indonesia yaitu:
- Policy Excellenceyaitu peningkatan kualitas dan efektivitas kebijakan BI dengan 7 program strategis.
- Outstanding Execution yaitu peningkatan efisiensi, ketepatan waktu dan kualitas proses di seluruh satuan kerja dengan 6 program strategis.
- Institutional Leadership yaitu program-program yang leading dan proaktif diantara lembaga lembaga lain di Indonesia dengan 7 program strategis.
- Motivated Organization yaitu peningkatan skills, kapabilitas dan motivasi pegawai dengan 6 program strategis.
- State of The Art Technologyyaitu dengan pemanfaatan teknologi dan pendekatan mutakhir efektivitas dan efisiensi proses bisnis dengan 3 program strategis.
Sehubungan dengan 5 tema transformasi BI tersebut, selama tahun 2016, Bank Indonesia telah menyelesaikan 162 deliverables, 425 output antara dan 17 quick wins.
Beberapa deliverables yang telah diselesaikan diantaranya adalah reorganisasi dengan pembentukan 8 satuan kerja dan 4 KPwDN baru, pembukaan 21 titik distribusi uang Rupiah, MOU dengan 20 Kementerian/Lembaga dalam rangka meningkatkan elektronifikasi dan financial inclusion, elektronifikasi bansos dan deliverables lainnya.
Transformasi strategi kebijakan Bank Indonesia
Ketika Robert McNamara dipilih menjadi Presiden Bank Dunia pada bulan Mei 1968, hal pertama yang dilakukan adalah mendefinisikan dengan jelas tujuan Bank Dunia dan memfokuskan strategi kebijakan organisasi dalam satu standar yang berlaku untuk semua level organisasi untuk meningkatkan efisiensi dan memperbaiki kelemahan organisasi. Hal ini belum pernah dilakukan sebelumnya di Bank Dunia. Hasilnya Bank Dunia berubah dari organisasi kecil menjadi lembaga besar dunia yang jumlah pinjamannya meningkat sepuluh kali lipat dalam masa jabatan Robert McNamara.
Bank Indonesia juga perlu senantiasa menyempurnakan kebijakannya agar sesuai dengan perubahan zaman. Perubahan kebijakan reformulasi BI Rate menjadi “BI 7 Day Repo Rate” dilakukan untuk mempercepat transmisi kebijakan moneter. Pembentukan Fintech Office BI dan pengembangan conceptual design NPG merupakan sebagian dari strategi kebijakan sistem pembayaran BI.
Menuju Bank Sentral yang kredibel dan terbaik
Dengan adanya perubahan-perubahan tersebut diatas, apakah Bank Indonesia telah menjadi Bank Sentral yang seutuhnya? Sebelum menjawabnya, ucapan Bung Hatta menarik untuk dibaca: “Indonesia yang merdeka bukanlah tujuan akhir akan tetapi kemerdekaan yang sebenarnya adalah ketika rakyat bisa hidup makmur dan bahagia.”
Ya, Bank Indonesia menjadi Bank Sentral yang seutuhnya ketika Bank Indonesia mencapai tujuannya yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Dan ketika tujuan BI ini tercapai maka tujuan akhirnya adalah meningkatkan kemakmuran dan kebahagiaan rakyat.
