Mohon tunggu...
Eduardus Fromotius Lebe
Eduardus Fromotius Lebe Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan Konsultan Skripsi

Menulis itu mengadministrasikan pikiran secara sistematis, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Rumah Tahan Gempa Itu Berdinding Bambu dan Beratap Ijuk

19 Januari 2022   09:58 Diperbarui: 20 Januari 2022   14:01 3863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah bambu di Kampung Naga di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. (Foto; Barry Kusuma via Kompas.com)

Namun demikian, untuk membuat rumah dengan bahan dasar bambu tidak asal jadi. Pada prinsipnya rumah bambu tahan gempa harus dibuat dengan ketentuan sebagai berikut:

  1. Mengunakan bambu yang sudah tua, sudah diawetkan dan dalam keadaan kering,
  2. Rumah bambu didirikan di atas tanah yang rata,
  3. Pondasi dan sloof (sloof diangker ke pondasi di setiap jarak 50-100 cm) mengelilingi denah rumah,
  4. Ujung bawah kolom bambu masuk sampai pondasi, diangker dan bagian dalam ujung bawah kolom diisi dengan tulangan dan mortar),
  5. Elemen dinding yang berhubungan dengan sloof atau kolom harus diangker di beberapa tempat,
  6. Di ujung atas kolom diberi balok ring yang mengitari denah bangunan, elemen dinding juga harus di angker dengan balok ring tersebut,
  7. Bila ada bukaan dinding seperti angin angin, jendela dan pintu, harus diberi perkuatan di sekeliling bukaan tersebut,
  8. Pada setiap pertemuan bagian dinding dengan bagian dinding lainnya, harus ada kolom dan dinding diangker kolom tersebut,
  9. Rangka atap (kuda-kuda) bisa dikonstruksi dengan tumpuan sederhana (sendi-rol), di mana setiap dudukan rangka atap harus diletakkan pada posisinya, dan perlu diangker dengan kolom,
  10. Ikatan angin pada atap harus dipasang di setiap antar kuda-kuda. Ikatan angin ini dipasang pada bidang kemiringan atap di bawah penutup atap, dan pada bidang vertikal diantara dua kuda-kuda.

Ilustrasi rumah tahan gempa dari bambu (sumber: tekno.tempo.co)
Ilustrasi rumah tahan gempa dari bambu (sumber: tekno.tempo.co)

Selain itu, agar bambu lebih berkualitas sebagai bahan bangunan rumbutampa, diperlukan empat langkah dan proses yang seksama. 

Pertama, bambu dipilih  yang banyak tumbuh setempat, dari jenis yang biasa dipakai untuk bahan bangunan, misal bambu betung (Dendrocalamus asper), bambu tali (Gigantochloa apus), bambu ori (Bambusa blumeana), bambu gombong (Gigantochloa pseudoarundinacea), dan bambu wulung (Gigantochloa atroviolacea). 

Masa panen bambu berumur sekitar lima tahun, yaitu bambu yang cukup kuat sebagai bahan bangunan, jangan terlalu muda dan jangan terlalu tua. Sebab, jika terlalu muda masih banyak mengandung zat pati, sehingga akan mudah rapuh karena disenangi hewan kecil sejenis rayap; dan jika terlalu tua, mudah mengalami retak atau pecah.

Kedua, waktu menebang bambu tidak boleh
sembarangan, paling baik di musim kemarau, setelah pukul 12.00 siang, dan tidak pada bulan purnama atau bulan gelap, yaitu ketika zat pati yang terkandung dalam batang bambu sedang minimum. 

Tidak menebang bambu yang sedang beranak atau terdapat rebung di dekatnya, karena saat itu kandungan zat pati dalam batang bambu sedang maksimum. Juga tidak menebang bambu ketika sedang berbunga, karena pada saat itu kondisi bambu sedang lemah.

Ketiga, bambu hasil tebangan harus dirawat, diawetkan, dan disimpan dengan benar sebelum dipakai digunakan untuk rumah tahan gempa. Banyak teknologi tradisional yang masih handal untuk merawat dan mengawetkan bambu, antara lain dengan perendaman dalam air yang mengalir, selama 1-3 bulan, atau direndam dalam air yang dicampur dengan tumbukan akar tuba (Derris elliptica). 

Proses perawatan bisa dilanjutkan dengan pemanasan atau pengasapan. Ketika proses pengasapan, bambu yang bengkok bisa diluruskan atau dibentuk sesuai kebutuhan. Setelah proses perawatan dan pengawetan selesai, bambu disimpan di tempat teduh, tidak kena air hujan, dan tidak langsung diletakkan di permukaan tanah.

Keempat, filosofi membangun rumah tahan gempa adalah rumah bambu yang dapat menahan beban gempa, dengan prioritas terciptanya suatu rumah bambu yang mampu mencegah terjadinya korban, nyaman huni, kemudahan mendapatkan material bambu dan pelaksanaan pembangunannya, dan biayanya terjangkau masyarakat. Bentuk rumah tahan gempa harus sederhana dan simetris.

Pada dasarnya desain rumah tahan gempa adalah mengupayakan seluruh komponen rumah, baik struktur bawah (pondasi), struktur tengah (dinding, pintu, jendela), dan struktur atas (atap berikut kerangkanya) menjadi satu kesatuan sistem yang utuh, dengan sambungan ikatan tali ijuk antar komponen harus bersifat lentur tetapi kuat, tidak mudah lepas atau runtuh bila terjadi gempa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun