Mohon tunggu...
Eduardus Fromotius Lebe
Eduardus Fromotius Lebe Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan Konsultan Skripsi

Menulis itu mengadministrasikan pikiran secara sistematis, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Evaluasi Eksistensi "Boarding School"

13 Desember 2021   18:35 Diperbarui: 15 Desember 2021   16:52 1092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi siswa membawa barang-barangnya saat tiba di Pesantren| Sumber: TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Di Indonesia masih banyak sekolah yang menerapkan "boarding shcool" atau sekolah yang mewajibkan siswa sekolah dan tinggal di asrama. Terutama di sekolah-sekolah swasta. Atau sekolah-sekolah milik lembaga yang berhubungan agama tertentu, seperti pesantren dan seminari.

Bagi sebagian orang sistem boarding school masih menjadi pilihan untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Ada beberapa alasan orangtua menyekolahkan anak-anak mereka pada sekolah yang menerapkan sistem boarding school. Selain mendapatkan ilmu pengetahuan umum, anak-anak juga diharapkan dapat memperoleh ilmu agama yang cukup.

Di pesantren misalnya selain memperoleh ilmu pengetahuan umum, para santri juga diajarkan ilmu agama Islam. Sama halnya dengan sekolah seminari milik Katolik, siswa juga diajarkan ilmu agama Katolik. Dengan kata lain, siswa dibekali dua ilmu sekaligus, yaitu bekal di surga dan bekal di dunia.

Ada alasan lainnya, selain kedua alasan tersebut. Di daerah Flores misalnya, orientasi orangtua menyekolahkan anaknya pada boarding school karena jarak sekolah dan orangtua yang jauh. Orangtua menginginkan anak-anaknya tinggal diasrama selama mengikuti pendidikan ketimbang harus dititipkan di keluarga atau kos.

Ilustrasi aktifitas siswa di boarding school (sumber: islammengajar.com)
Ilustrasi aktifitas siswa di boarding school (sumber: islammengajar.com)

Namun ada alasan pragmatis yang dipikirkan oleh orangtua siswa. Perilaku anak yang susah diatur menyebabkan orangtua menitipkan anak-anaknya sekolah di tempat yang menerapkan sistem boarding school. Orangtua berpikir bahwa ketika disekolahkan pada boarding school ada guru atau pendamiping yang bisa mengarahkan perilaku anak sehingga menjadi lebih baik.

Sekalipun alasan tersebut terkesan bahwa orangtua ingin melepaskan tanggung jawab untuk mendidik anak, namun sistem boarding school cukup memenuhi ekspektasi orangtua. 

Banyak cerita suksesnya sistem boarding school ini. Orangtua melihat ada perubahan perilaku anak mereka yang nampak signifikan setelah bersekolah di boarding school. Tentunya perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.

Di balik banyaknya cerita keberhasilan sekolah yang menerapkan sistem boarding school, ada juga cerita memprihatinkan dan menggemparkan publik. 

Memang tidak semua, akan tetapi kasus yang terjadi di sekolah yang menerapkan sistem boarding school harus mendapatkan perhatian yang ekstra. Hal ini dilakukan agar citra sekolah yang menerapkan sistem boarding school dengan tetap memperhatikan nilai-nilai kebaikan tidak mendapat legitimasi buruk dari publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun