Mohon tunggu...
Eduardus Fromotius Lebe
Eduardus Fromotius Lebe Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan Konsultan Skripsi

Menulis itu mengadministrasikan pikiran secara sistematis, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Peluang Erick Thohir di Pilpres 2024

10 Desember 2021   15:45 Diperbarui: 21 Desember 2021   10:20 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Erick Thohir, mentri BUMN di kabinet Indonesia Maju (sumber: republika.co.id)

Berbeda dengan beberap figur lain yang  yang lebih dominan berada dan akrab pada satu kelompok, Erick tidaklah demikian. Erick dengan mudah dapat berkomunikasi baik dengan setiap kelompok termasuk kelompok oposisi. Dan kelihatannya, sejauh ini oposisi tidak terlalu menyerang sosok menteri yang satu ini.

2. Erick Thohir memiliki modal finansial yang cukup

Suka atau tidak, ongkos politik di Indonesia memang tergolong mahal. Isu agar terwujudnya politik biaya murah masih jauh dari harapan. Para aktor politik  dituntun harus memiki modal yang cukup bila ingin bertarung dalam perhelatan politik lima tahunan ini.

Kembali di tahun 2019, Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf menyerahkan Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye (LPPDK). Total penerimaan dana kampanye TKN berjumlah Rp 606.784.634.772. Dari jumlah ini, dana yang dikeluarkan sebesar Rp 601.355.468.300.  Sedangkan, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menerima dana kampanye sebesar Rp 213,2 miliar. Pengeluaran untuk biaya kampanye BPN di Rp 211,5 miliar.

Data tersebut menunjukan bahwa menjadi calon presiden, paling tidak setiap pasangan calon menyiapkan dana di atas 100 miliar. Memang undang-undang telah mengatur mekanisme pembiayaan kampanye termasuk penerimaan sumbangan dari berbagai pihak. Akan tetapi, dalam keadaan terdesak setiap calon harus memiliki modal finansial yang cukup besar juga.

Erick Thohir memang bukan kader partai apa pun, namun kuat secara finansial. Daya tawar pasti cendrung naik bila Erick bersedia menanggung seluruh biaya kampanye misalnya. Partai-partai yang mengalami kesulitan secara finansial akan tergoda dengan cara tawaran pragmatis ini. Kotak pabdora politik transaksional ini sering terjadi. Sering kali juga para elit partai berkelit.

Peluang Erick diusung oleh partai-partai cukup terbuka lebar. Belajar dari Sandiaga Uno di pilpres 2019, yang secara mengejutkan dipilih mendampingi Prabowo Subianto. Kala itu Sandi dianggap bisa mem-backup dana kampanye. Erick Thohir pun bisa mengikuti jejak Sandi.

3. Erick Thohir berpengalaman saat menjadi timses Joko Widodo-Ma'ruf Amin

Pengalamannya saat menjadi ketua timses Joko Widodo-Ma'ruf Amin menjadi modal juga buat Erick. Pengalaman itu yang mematangkan Erick dalam politik praktis. Dinamika yang terjadi selama pilpres 2019 tentu sudah dicacat sebagai bekal untuknya bila kelak maju sebagai calon presiden di 2024.

Erick Thohir bersama pasangan Jokowi-Ma'ruf didampingi Jusuf Kalla (sumber: tirto.id)
Erick Thohir bersama pasangan Jokowi-Ma'ruf didampingi Jusuf Kalla (sumber: tirto.id)

Kemenangan pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin  bukan satu-satu karena Erick. Akan tetapi, jejak politik Joko Widodo sehingga memenangkan pilpres dua kali tentu menjadi pelajaran untuk Erick. Strategi yang diterapkan selama pilpres 2019 akan menjadi modal penting di pilpres 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun