Mohon tunggu...
Eduardus Fromotius Lebe
Eduardus Fromotius Lebe Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan Konsultan Skripsi

Menulis itu mengadministrasikan pikiran secara sistematis, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Peluang Erick Thohir di Pilpres 2024

10 Desember 2021   15:45 Diperbarui: 21 Desember 2021   10:20 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Erick Thohir, mentri BUMN di kabinet Indonesia Maju (sumber: republika.co.id)

Oleh. Eduardus Fromotius Lebe

(Penulis, Konsultan Skripsi dan Dosen)

Siapa yang tak kenal dengan sosok yang satu ini. Pebisnis yang sekarang menjabat sebagai mentri Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dia adalah H. Erick Thohir, B.A., M.B.A, mudah, cerdas dan tekenal terutama  bagi kalangan anak muda dan kalangan pebisnis khususnya di bidang media dan olahrag.

Nama Erikc tidak hanya dikenal pada level nasional saja, akan tetapi juga internasional. Erick dikenal luas karena beberapa perusahaannya melakukan ekpansi ke luar negeri. Yang tidak mungkin dilupakan adalah kala Erick membeli saham mayoritas milik Inter Milan. Oleh karena itu, Erick lebih dikenal sebagai pebisnis yang bergelut dibidang olahraga.

Pengetahuannya seputar olahraga tersebut mengantarkan Erick pada jabatan penting sebagai menjadi Ketua Indonesia Asain Games Organizing Committee (Inasgoc) 2018. Di bawah koordinasi Erick Thohir, penyelenggaraan Asian Games 2018 sukses besar. Kemampuannya dalam mengorganisir even olahraga terbesar se-Asia tersebut mendapat apresiasi dari banyak pihak.

Erick Thohir (kiri), saat berpidato sebagai ketua Inasgoc 2018 (sumber: beritasatu.com)
Erick Thohir (kiri), saat berpidato sebagai ketua Inasgoc 2018 (sumber: beritasatu.com)

Sukses dalam menyelenggarakan Asian Games 2018, Erick Thohir di dapuk menjadi ketua tim sukses untuk pasangan calon presiden Joko Widodo dan Ma'ruf Amin. Ini menjadi langka awal Erick secara praktis masuk dalam aktifitas politik. Erick mengambil posisi yang berlawanan dengan rekan bisnisnya Sadiaga Uno yang kala itu menjadi calon wakil presiden dari Prabowo Subianto, rival bagi pasangan yang didukungnya.

Tugas yang tidak mudah bagi seorang Erick Thohir. Dia harus bisa mengantarkan kemenangan bagi pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin. Kala suhu politik memanas, Erick selalu tampil tenang sembari menjelaskan isu-isu seputar program kerja Joko Widodo dan Ma'aruf Amin. Alhasil, pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin memangkan kontentasi pilpres 2019.

Atas keberhasilan serta track record yang baik dalam mengelolah berbagai perusahaan, Erik Thohir kembali di pilih oleh Joko Widodo sebagai menteri BUMN. Jabatan yang sebelumnya dijabat oleh Rini Soemarno ini merupakan  salah satu jabatan di bidang  kementerian yang memiliki aset terbesar dari sekian banyak kementerian.

Dengan estimasi kurs Rp14.300 per dolar AS, maka total aset BUMN senilai US$650 miliar setara dengan Rp9.295 triliun. Aset yang begitu besar tentu membutuhkan figur yang mumpuni dalam mengelolahnya. Sejauh ini, Erick Tohir telah bekerja secara maksimal walapun masih ada beberapa perusahan yang mengalami masalah yang cukup serius.

Salah satu perusahan milik negara yang mengalami kerugian dan berpotensi untuk bangkrut adalah PT. Garuda Indonesia yang bergerak di bidang penerbangan komersil. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk membukukan rugi bersih tahun berjalan sebesar 904,9 juta dollar AS atau setara Rp 13,1 triliun (asumsi kurs Rp 14.400 per dollar AS) pada semester I-2021. Angkah kerugian yang fantastis serta mendorong pemerintah untuk melakukan restrukturisasi perusahaan.

Garuda memang menjadi pekerjaan rumah (PR) terbesar bagi Erick Thohir. Dalam beberapa kesempatan Erick menyampaikan empat langkah yang akan ditempuh dalam rangka menyelamatkan Garuda Indonesia. Adapun keempat opsi tersebut, pertama, pemerintah terus mendukung kinerja Garuda melalui pinjaman ekuitas. Kedua, menggunakan legal bankruptcy untuk merestrukturisasi kewajiban Garuda. Ketiga, Garuda dibiarkan melakukan restrukturisasi. Keempat, Garuda akan dilikuidasi.

Masyarakat tentu berharap pemerintah melalu mentri BUMN, Erick Thohir harus bekerja maksimal untuk menyelamatakan Garuda Indonesia ini. Sebagian kalangan menilai masalah Garuda memang tidak mudah, mengingat bukan hanya terkait masalah managemen semata, namun   juga terindikasi korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Tentu kita berharap, dengan segala itikad yang baik dari seorang Erick masalah ini dapat terselesaikan.

Dalam menjalankan tugasnya sebagai menteri BUMN, perjalan Erick Thori tidak selalu mulus. Terbaru, nama Erick disebut-sebut terlibat dalam kasus bisnis alat tes PCR. Bersama dengan Luhut Binsar Panjaitan, Erick disebut mencari untung lewat bisnis tersebut.

Erick Thohir menepis tudingan beberapa kalangan tersebut. Sebagai pejabat, Erick merasa wajar dirinya difitnah. Namun, Erick mempersilakan kasus tersebut diproses hukum bila ada data-data sebagai bukti bahwa dirinya mendapat keuntungan dari bisnis alat tes PCR tersebut.

Dinimaka yang terjadi dengan Erick, seperti yang diuraikan di atas tidak lantas mencoreng nama besarnya. Oleh sebagian kalang, Erick Thorir dianggap layak untuk maju sebagai calon presiden pada pilpres 2024. Dorongan ini datang dari beberapa kalang netizen yang merasa sangat puas dengan kinerja menteri BUMN ini.

Ada beberapa faktor sehingga namanya layak untuk diperhitungkan di pilpres 2024.

1. Erick Thohir merepresentasikan figur muda

Erick Thorir bisa menjadi magnet elektoral bagi pemilih muda. Figurnya diyakini sebagai perwakilan kaum milenial. Bukan hanya dari segi penampilan, pemikiran yang progresif layak disematkan kepada Erick sebagai salah satu tokoh yang diinginkan kaum milenial.

Sosok Erick juga menjadi alternatif pilihan bagi kalangan yang merasa jenuh dengan figur lama. Menghilangkan kesan "elu lagi, lagi-lagi elu" untuk kalang tentu. Figur baru yang tetu akan menamba wajah baru perpolitikan di Indonesia.

Bagi penulis, sosok Erick Thohir bisa diterima hampir seluruh kalangan masyarakat. Kekuatan Erick ada pada komunikasinnya yang bisa berpenetrasi pada setap golongan. Erick sejauh ini dianggap sangat netral, walaupun berada dalam penerintah.

Berbeda dengan beberap figur lain yang  yang lebih dominan berada dan akrab pada satu kelompok, Erick tidaklah demikian. Erick dengan mudah dapat berkomunikasi baik dengan setiap kelompok termasuk kelompok oposisi. Dan kelihatannya, sejauh ini oposisi tidak terlalu menyerang sosok menteri yang satu ini.

2. Erick Thohir memiliki modal finansial yang cukup

Suka atau tidak, ongkos politik di Indonesia memang tergolong mahal. Isu agar terwujudnya politik biaya murah masih jauh dari harapan. Para aktor politik  dituntun harus memiki modal yang cukup bila ingin bertarung dalam perhelatan politik lima tahunan ini.

Kembali di tahun 2019, Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf menyerahkan Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye (LPPDK). Total penerimaan dana kampanye TKN berjumlah Rp 606.784.634.772. Dari jumlah ini, dana yang dikeluarkan sebesar Rp 601.355.468.300.  Sedangkan, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menerima dana kampanye sebesar Rp 213,2 miliar. Pengeluaran untuk biaya kampanye BPN di Rp 211,5 miliar.

Data tersebut menunjukan bahwa menjadi calon presiden, paling tidak setiap pasangan calon menyiapkan dana di atas 100 miliar. Memang undang-undang telah mengatur mekanisme pembiayaan kampanye termasuk penerimaan sumbangan dari berbagai pihak. Akan tetapi, dalam keadaan terdesak setiap calon harus memiliki modal finansial yang cukup besar juga.

Erick Thohir memang bukan kader partai apa pun, namun kuat secara finansial. Daya tawar pasti cendrung naik bila Erick bersedia menanggung seluruh biaya kampanye misalnya. Partai-partai yang mengalami kesulitan secara finansial akan tergoda dengan cara tawaran pragmatis ini. Kotak pabdora politik transaksional ini sering terjadi. Sering kali juga para elit partai berkelit.

Peluang Erick diusung oleh partai-partai cukup terbuka lebar. Belajar dari Sandiaga Uno di pilpres 2019, yang secara mengejutkan dipilih mendampingi Prabowo Subianto. Kala itu Sandi dianggap bisa mem-backup dana kampanye. Erick Thohir pun bisa mengikuti jejak Sandi.

3. Erick Thohir berpengalaman saat menjadi timses Joko Widodo-Ma'ruf Amin

Pengalamannya saat menjadi ketua timses Joko Widodo-Ma'ruf Amin menjadi modal juga buat Erick. Pengalaman itu yang mematangkan Erick dalam politik praktis. Dinamika yang terjadi selama pilpres 2019 tentu sudah dicacat sebagai bekal untuknya bila kelak maju sebagai calon presiden di 2024.

Erick Thohir bersama pasangan Jokowi-Ma'ruf didampingi Jusuf Kalla (sumber: tirto.id)
Erick Thohir bersama pasangan Jokowi-Ma'ruf didampingi Jusuf Kalla (sumber: tirto.id)

Kemenangan pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin  bukan satu-satu karena Erick. Akan tetapi, jejak politik Joko Widodo sehingga memenangkan pilpres dua kali tentu menjadi pelajaran untuk Erick. Strategi yang diterapkan selama pilpres 2019 akan menjadi modal penting di pilpres 2024.

Selain itu, bagi sebagain pendukung setia Joko Widodo menganggap Erick sebagai orang dekat presiden. Ini tentu akan berdampak pada meningkatnya simpati terhadap dirinya terutama dari para pendukung militan Joko Widodo. Selain sebagai orang yang juga berjasa dalam memenangkan Joko Widodo sebagai presiden juga sebagai orang yang menyukseskan program-program Joko Widodo.

4. Erich Thohir salah satu pemilik  media massa

Media massa masih menjadi primadona bagi calon pemimpin untuk mengkampanyekan diri mereka. Modal media massa sendiri, Erick Thohir tentu dengan mudah membangun citra. Mudah menaikan popularitas melalu media massa jauh-jauh hari sebelum pencalonan.

Erick Thohir merupakan pemilik Mahaka Group sebagai induk bisnis media massa dan hiburan. Bisnis media massanya mulai dari media cetak, media elektronik, dan media daring. Erick tentu dapat memanfaatnya untuk mengkampanyekan kinerja selama menjadi menteri BUMN.

Erick merupakan pemilik surat kabar nasional harian Republika yang pertama kali terbit pada tahun 1993. Selain itu, ada pula surat kabar berbahasa Mandarin, Harian Indonesia, yang dimiliki Erick. Dia turut memiliki beberapa majalah dengan segmen tertentu yakni Majalah a+ dan Majalah Golf Digest Indonesia.

Dengan media massa yang dimilikinya tersebut tentu memudahkan Erick. Dia dapat secara langsung mengontrol seluruh pemberitaan mengenai dirinya. Sekali pun ini tidak etis, namun hal ini lumrah terjadi di republik ini. Sekian!

Daftar Bacaan:

1. BUMN Punya Aset Rp9.295 Triliun, Erick Thohir Jelaskan Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi

2. Kerugian Garuda Indonesia Tembus Rp 13 Triliun pada Semester I-2021

3. Jurus Erick Thohir Selamatkan Garuda Indonesia dari Kebangkrutan

4. Terseret Kasus PCR, Erick Thohir: Jadi Pejabat Publik Harus Siap Kena Fitnah

5. Penerimaan Dana Kampanye Jokowi-Ma'ruf Rp 606 Miliar, Mayoritas dari Perusahaan

6. Kalah Jauh! Dana Kampanye Prabowo Rp 213 M, Jokowi Rp 606 M

7. Tiga Pemilik Media Massa di Barisan Pendukung Jokowi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun