Oleh. Eduardus Fromotius Lebe
(Penulis, Konsultan Skripsi dan Dosen)
Rangkain kata mengungkap asa, ada syukur, ada pula pujian...bukan puisi, bukan pula simponie, ini monolog biasa dari sang pendosa untuk Dia pemilik jagad....
Tumpukan kisah penuh duri, bak tombak menikam lambung, darah mengalir tanpa henti, hanya ratapan yang pedih membekas rasa.
Dalam bait Mu yang Kudus, Aku sudut menunduk penuh dosa, ampunan Mu adalah kekuatan ku, berkat Mu adalah jalan baru ku, Firman Mu adalah pedoman hidup ku...
Aku ciptaan Mu, namun aku penuh Dosa, Aku citra Mu namun aku penuh dusta. Engkau yg maha pengampun, ku mohon ampunan di setiap doa ku.
Detik penantian telah tiba, akan ku sambut dengan suka cita. Biarlah dunia menilai ku hina, namun ku siapkan hati ku untuk bait suci Mu. Oh Emanuel terimalah doa hamba mu ini.