Mohon tunggu...
Eddy Salahuddin
Eddy Salahuddin Mohon Tunggu... Guru - Indonesia

Menulis menghibur diri dan mengungkapkan rasa dengan hati dan jiwa yang terdalam. Berjuang demi generasi.

Selanjutnya

Tutup

Money

Waspada Daging Oplosan

2 Juli 2020   09:21 Diperbarui: 2 Juli 2020   09:32 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Satelit News

                Baru-baru ini kasus daging oplosan kembali terungkap oleh pihak kepolisian. Kasus yang mirip pernah diungkap di Bale Endah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat silam. Kali ini, kasus dengan modus operandi menjual daging tersebut langsung kepada pembeli yang sebagian besar pedagang bakso. Kasus ini terjadi di Padelarang, Jawa Barat. Satreskrim Polres Cimahi membekuk pelaku yang berstatus sebagai suami-istri menjadi distributor daging oplosan tersebut. Seperti dilansir dari laman daring https://padangkita.com

Daging tersebut biasanya dijual dengan harga yang lebih murah daripada harga standar di pasar. Dengan harga yang murah ini, pembeli yang tidak tahu menahu tentang kondisi daging oplosan ini akan tergiur membeli. Selain itu, kualitas daging tersebut  juga sangat rendah.

"Motifnya, harga daging babi ini lebih murah dari daging sapi. Daging babi yang ada dicampur dengan daging sapi, dioplos, diperjualbelikan, dengan sengaja, seolah-olah itu daging sapi. Keuntungannya jauh lebih banyak. Kalau kita analogikan, harga daging celeng satu kilonya sekitar Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu, harga daging sapi satu kilogram-nya mencapai Rp 120 ribu atau lebih. Jadi motifnya memang untuk mendapat keuntungan ekonomi," ujar Kapolres Cimahi AKBP M Yoris Maulana

Terungkapnya kasus ini jelas meresahkan masyarakat sebagai konsumen yang selama ini membeli daging di pasar. Mereka memang tidak menjual langsung ke pasar sehingga tidak menimbulkan kecurigaan petugas. Akan tetapi, daging tersebut langsung dijual kepada pembeli yang merupakan para tukang bakso serta pengusaha rumah makan.

Ketidaktahuan masyarakat mengenal daging oplosan sangat mempengaruhi prilaku konsumsi mereka.  Selain karena ingin mendapatkan daging yang relatif murah, masyarakat juga sudah terbiasa mengkonsumsi daging oplosan tersebut. Bahkan, pengoplosan ini sudah berlangsung bertahun-tahun. Bahkan menurut  Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah,  Abdul Mu'ti yang dilansir dari media daring https://republika.co.id,

"Masyarakat yang tidak tahu yang dia beli adalah daging babi tidak terkena sanksi hukum agama. Mereka tidak bermaksud membeli daging babi, bahkan mereka adalah korban," kata Abdul Mu'ti.

Kewaspadaan kita perlu ditingkatkan ketika menjelang peringatan hari besar Idul Adha yang akan datang. Kejadian serupa bisa terjadi di mana saja. Banyaknya oknum pedagang yang tidak jujur demi keuntungan yang besar sangat disayangkan. Pemerintah dalam hal ini, Kantor Perindustrian dan Perdagangan serta Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) seharusnya lebih meningkatkan pemantauan dan pengawasan terhadap peredaran daging serta produk makanan lain yang dicurigai melakukan penyalahgunaan.

Masyarakat juga hendaknya segera melaporkan kepada petugas berwenang jika melihat oknum pedagang yang nakal atau bermain-main dalam mencari keuntungan besar. Kepedulian terhadap praktik-praktik yang bertentangan dengan aturan agama dan hukum yang berlaku sedanya menjadi fokus utama di tengah masih belum menentunya pandemi covid-19 sekarang ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun