Mohon tunggu...
Edrida Pulungan
Edrida Pulungan Mohon Tunggu... Analis Kebijakan - penulis, penikmat travelling dan public speaker

Penulis lifestyle, film, sastra, ekonomi kreatif Perempuan ,Pemuda, Lingkungan dan Hubungan Luar Negeri Pendiri Lentera Pustaka Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Diatas Langit Eropa, Melamarmu

28 November 2013   13:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:34 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13856200021087116980

Meninggalkan kota kecil di  kaki bukit yang membelah sungai tidak mudah bagiku Sungai tempat kita bermain-main, berenang dan melompat dalam derasnya Mungkin airnya tak sejernih dan sederas lima belas tahun yang lalu Saat aku bisa melompat setinggi lima meter diatas batu bertelanjang badan Berterik kencang, keras dan membahana, Eropa!!! Hingga suaraku serak Seolah akulah hero sejati mengalahkan Tarzan yang hobi teriak di rimba Masih ingat kah masa kecil kita? Lalu engkau berlari dari  persembunyianmu , Mengintipku dengan teman-teman perempuanmu dan berlari dari semak-semak dan aku selalu berhasil menarik kepangmu dan membiarkanmu menangis tanpa minta maaf ** Masih ingatkah padaku aku Mahesa sosok nakal dikelas namun pemberani dan nekat Aku kesal dan cemburu  padamu, kamu gadis cerdas, kritis dan ceria dan aku tak suka kamu melapor pada bapakku, kalau aku sering bolos dan tidak mengerjakan PR Aku kamu tahu akulah yang melempar atap rumahmu dengan buah jambu setiap malam Aku senang saja melihat bapakmu keluar dengan sarung dan mencari-cari siapa yang melempar rumahnya Aku punya misi biar saja agar kamu tidak konsentrasi belajar di rumahmu Kamu selalu belajar..belajar dan lupa bermain Mayang maaf, maafkan aku Mayang itu dulu, kisah masa kecilku denganmu sahabatku, tetanggaku dan teman sekelasku ** Perjalanan keberanian jiwa membawaku menjadi seorang jurnalis kritis Suka tantangan dan punya rasa ingin tahu yang terlalu berlebihan Dan entah dimanakah kamu berada Mayang Kuharap kelak kita bertemu Sebelum aku terbang jauh meninggalkan kenangan dan menjemput masa depan ** Aku akan bangga dan membusungkan dada padamu Mayang aku akan ke Eropa , beasiswa Erasmus Mundus membawa mimpiku Aku akan mengunjungi gedung-gedung klasik bersejarah Negeri Napoleon, Antoneitte, dan menikmati derasnya Venice dikala senja Dengan gondola yang sering kulihat di gambar kalender itu Aku akan belajar tentang media sepuas-puasnya Tapi kamu entah dimana ** Ketinggian sepuluh ribu kaki, burung besi membawaku pergi Tanpa melihat senyum dan teduhnya bola matamu Aku menyesal tak pernah mengungkapkan rasa simpati padamu Kita dua makhluk yang opposite attractive yang ditakdirkan bertemu Kamu penyabar, aku pembosan Kamu tekun, aku malas Kamu baik, aku pemberontak Tapi semua indah jika kita membingkainya bersama bukan? Dan kini lengkaplah diriku lelaki yang sok tanpa cinta Tak pernah kutemukan rasa lagi setelah lama berkelana ** Rasa lelahku dalam penerbangan berjam-jam membosankan Seorang kakek perlente dengan topi dan kacamata hitamnya duduk disampingku Menikmati suasana, dati tadi aku cemburu melihatnya , senyumnya mengembang seolah dialah orang paling bahagia Tak hentinya dia bercerita tentang istrinya yang cantik Pintar memasak, menyanyi dan berdansa Tak hentinya dia berceloteh dengan logat francis yang susah kumengerti Kutinggalkan dia dengan senyum tipis Menuju toilet di depan cabin ** Dan heyyy, aku seperti melihat seorang perempuan yang kukenali wajahnya Ada tanda lahir di wajahmu, diantara dua matamu Kamukah Mayang,sahabat kecilkuyang sering kubuat menangis Kini anggun berkerudung Memandangku tak percaya Ya ini aku Mahesa, Mahesa sang jagoan Aku Mahesa, aku Mahesa jangan ragu Peluklah aku ** Apakah yang paling mahal selain waktu dalam keabadian Haruskah kulewatkan kesempatan Saat menatapmu dihadapan Mayang kamu memang sosok cerdas meraih mimpi dengan ketekunanmu Dan lihatlah kita bertemu dalam waktu yang tepat bukan Engkau satu diantara perempuan Indonesia yang beruntung meraih award dari sang ratu Karena tulisan inspirasi dalam bukumu yang peduli tentang pulau, hutan dan limgkungan Dan izinkanlah aku melamarmu diatas langit Eropa Sebelum engkau pergi jauh, lebih baik kita bersama merenda cita dan cinta Mahesa, Mayang dan langit Eropa, cerita yang indah bukan? inspired "  buku 99 cahaya dilangit eropa Hanum rais, and childhood story" [caption id="attachment_305161" align="alignleft" width="523" caption="buku berjalan diatas cahaya, kisah 99 cahaya di langit Eropa.doc.pribadi"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun