Mohon tunggu...
Guido Gusthi Abadi
Guido Gusthi Abadi Mohon Tunggu... Penulis - Spiritual-Being

Seorang Mahasiswa Psikologi yang mempunyai interest di bidang Filsafat, Sosial, Psikologi, Teologi, Agama, Spiritual, dan Literasi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ingin Dengar Apa Kata Warga Tentang Pemadaman Bergilir? Baca Ini

9 November 2016   20:03 Diperbarui: 9 November 2016   20:14 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sudah menjadi penyakit tahunan pemadaman listrik khususnya di daerah Riau, seolah-olah tak ada obat, alih-alih berpikir cara mengatasinya, pihak PLN tidak melakukan sesuatu dengan (mungkin) menganggap warga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kalau ditanya apa alasannya, PLN selalu mencari alasan kuno seperti karena musim kemarau, faktanya musim hujanpun PLN juga melakukan pemadaman bergilir. 

Warga sudah resah dan marah, terlebih sekarang Riau sudah dipenuhi kabut asap, diluar berbahaya bagi kesehatan fisik, dirumah berbahaya bagi kesehatan emosi, bagaimana tidak, disaat kita ingin istirahat dengan nyaman, tiba-tiba listrik padam, siapa yang tidak kesal? 

Kalau diberitahu dengan demo tidak menanggapi, tagihan tetap, kalau kesalahannya adalah diluar batas kemampuan atau diluar sepengetahuan dan sudah melakukan sesuatu tetapi tidak berhasil, kesalahan ini masih dapat di toleransi, tetapi siapa yang tidak 'panas' jika diberi tahu bahwa masalahnya adalah adanya politik yang bermain? Dan tidak seriusnya pihak PLN dalam bekerja? Seolah-olah tidak peduli dan ingin menang sendiri, yang dimaksud bermain disini adalah PLN ke pelanggan besar.

Sekali lagi, apapun dapat dibeli dengan uang di negeri ini, tak terkecuali PLN yang merupakan penyedia listrik bagi negara, seimbangkan beban yang bernama warga dipundakmu, jangan kau jatuhkan ia, kita membayar listrik, kalau kita demo apakah kita salah? Kita tidak melakukan kejahatan, kita tidak membahayakan, yang kita lakukan benar, kita membayar untuk apa yang kita dapatkan, kita tidak ingin kecurangan, kita hanya ingin hak yang telah kita bayar dengan kewajiban itu kita terima sesuai dengan apa yang telah kita berikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun