Mohon tunggu...
Edmu YulfizarAbdan
Edmu YulfizarAbdan Mohon Tunggu... Guru - Guru Pemula

Penulis Buku Pengabdian Literasi Sang Guru (2023) | Menggapai Cahaya Ramadhan dengan Tadarus Pendidikan (2023) | Guru Pembelajaran Sepanjang hayat (2023) | Antologi 1001 Kisah Guru (2023) | Antologi Dibalik Ruang Kelas (2024) | Guru SMA |

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pramuka sebagai Alternatif Pembelajaran Luar Kelas, Menggali Bakat dan Minat Anak

6 April 2024   12:15 Diperbarui: 7 April 2024   12:03 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anggota pramuka mempraktikkan kode Semaphore (Shutterstock via Kompas.com)

Manfaat Pramuka dalam Pembelajaran Luar Kelas

Pengalaman penulis mengenai pramuka ini terdapat pada saat MTs lebih khusus di Gudep Amr bin Ash. Penulis dulu hanyalah pemain panggilan ketika itu untuk lomba perkemahan sekolah antar kota/kabupaten di Kalimantan Timur. 

Penulis dahulu diikutkan sertakan dalam lomba adzan dan baris berbaris dengan menyelesaikan tantangan yang disediakan panitia. Alhamdulilah penulis dahulu juara 1 lomba adzan dan juara 2 dalam lomba baris berbaris yang menyelesaikan tantangan. 

Seingat penulis tantangan yang diselesaikan adalah salah satu dari tim kami menembak, memecahkan kode morse. Itu lah yang menurut penulis sangat menarik sehingga masih teringat hingga sekarang. 

Walaupun bukan anggota pramuka asli namun pada saat itu berkat lomba penulis dapat merasakan kemah di tengah hutan bersama teman-teman lainnya. 

"Tanjung Perak tepi laut, Siapa suka boleh Ikut, Ini rambut ini dagu, ini bahu ini perut, dibawah perut senjataku". 


Inilah lagu yang masih tergiang-giang hingga sekarang. Lagu ini dahulu digunakan ketika baris-berbaris tersebut. Katanya untuk memberi semangat dan memang selama perjalanan tersebut penulis merasakan semangat yang membara, apalagi melihat teman satu tim satu per satu menyelesaikan tantangan tersebut.

Zaman penulis dahulu memang pramuka tidak diwajibkan bagi semua siswa. Hanya siswa yang minat saja dapat mengikuti. Jadi penulis sebenarnya tidak kaget dengan peraturan menteri yang menjadikan pramuka tidak wajib. 

Sempat kabar beredar berita pramuka dihapuskan sehingga banyak yang bereaksi. Ini lah sumber kegaduhan sesungguhnya. Menyebarkan hoaks di tengah masyarakat demi keuntungan sesaat.

Penulis mengamati memang pramuka ini merupakan salah satu saluran untuk menggali bakat dan minat seorang anak. Dalam pramuka diajari mengenai nilai kebersamaan, mandiri, dan memecahkan masalah bersama. 

Tentunya kita juga harus menyadari ada saja dari anggota pramuka yang tidak sesukses pembinanya karena terkait pilihan hidup. Namun sejauh penglihatan penulis para pembina tersebut memiliki mental baja , penuh solusi, dan sangat disiplin. 

Sebut saja jika dahulu di MTs ada penggeraknya yang bernama Pak Asnan, Lalu waktu MAN bernama Kak Mustaqim, dan sewaktu penulis bekerja bernama Ka iis dan Pak Ardi. Mereka semua menjadi teladan di lingkungannya masing-masing.

Dokpri
Dokpri

Pengembangan Karakter, Bakat dan Minat

Penulis lebih condong setuju pramuka menjadi alternatif atau pilihan dibandingkan diwajibkan bagi seluruh siswa. Mengapa? 

Karena dari kesukarelaan lah yang melahirkan penerus yang militan. Dari orientasi berbasis kebutuhan siswa lah yang menjadikan pembelajaran tidak terpaksa. Bukankah kita menyadari bahwa kita belajar dari apa yang dibutuhkan bukan materi yang dijajalkan karena keterpaksaan. 

Untuk menguatkan pernyataan di atas timbul pertanyaan, berapa banyak materi pelajaran waktu di sekolah yang masih kita pakai hingga sekarang?

Adapun untuk karakter, kita harus menyadari juga bahwa pilihan dan lingkungan hidup siswa lah yang menentukan hal tersebut. Bukankah sekolah pertama bagi seorang anak itu adalah rumahnya? 

Oleh karena itu hemat penulis kita tidak perlu mengglorifikasi bahwa pramuka adalah senjata ampuh dan satu-satunya untuk perbaikan karakter siswa di Indonesia. Tidak juga. Kehidupan kedepan selalu dinamis dan banyak situasi yang dapat mengubah keyakinan seorang siswa. 

Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024 yang menjadi dasar perubahan bahwa pramuka merupakan pilihan bukan kewajiban bagi siswa di sekolah.

Menurut Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mengenai hal ini adalah suatu langkah yang dapat mengurangi kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan potensi mereka secara optimal. 

Menurut penulis tidak juga. Penulis bahkan menemukan potensi di luar sekolah dan dengan kerja keras orangtua sewaktu itu mengantar ke mana saja penulis untuk mencari minat dan bakat. Penulis dahulu waktu SD diikutkan latihan bulu tangkis, latihan lari, dan tilawah diluar sekolah.

Adapun di dalam sekolah penulis dahulu mengikuti karate dan tilawah juga. Hingga sekarang potensi yang terpakai untuk penulis adalah tilawah Al Quran. Bahkan penulis bisa masuk dengan mudah ke jenjang sekolah hingga kuliah berkat tilawah Al Quran. 

Oleh karena itu yang ingin penulis mau sampaikan bahwa pengembangan potensi itu bisa di mana saja tergantung dari kemauan siswa tersebut dan kerja keras orangtua di rumah yang menyalurkan minat dan bakat siswa tersebut. 

Lalu peran sekolah adalah memberikan fasilitas untuk mengembangkan lebih lagi potensi tersebut dengan mengikutsertakan lomba atau mengajak mereka mengisi kegiatan di sekolah sesuai bakat dan minatnya.

Tantangan dan Peluang dalam Implementasi

Oleh karena itu hemat penulis pramuka memang harus selalu ada di sekolah namun menjadikan pramuka sebagai ekstrakurikuler pilihan. 

Sebuah jalan yang tepat untuk sekarang ini karena kita mengetahui bahwa minat dan bakat anak-anak itu berbeda dengan memaksakan program tersebut malah menjadikan mereka terpaksa dan tidak mencintai aktivitasnya tersebut. 

Tantangan kita bersama sekarang ini adalah menghadirkan pendidikan yang berbasis kebutuhan. Berangkat dari apa yang dibutuhkan tersebut seharusnya progam dijalankan bukan menjejalkan program demi nama baik semata. 

Penulis berkeyakinan jika pramuka dapat menghadirkan program sesuai kebutuhan dan tentunya menyenangkan bagi siswa maka tidak menutup kemungkinan peluang ekstrakurikuler ini menjadi pilihan favorit siswa di sekolah. 

Dengan inovasi dan kreasi dari seluruh pengurus serta sifat mengayomi bukan sebatas berbasis administrasi belaka dari pembinanya maka pramuka akan menjadi pilihan sukarela yang berangkat dari hati bukan dari benci. 

Bukankah kita semua menyadari, semua hadis Rasulullah SAW itu pasti dimulai dengan pertanyaan dari seorang sahabat lalu beliau menjawabnya. Jika pun tidak ada sahabat yang bertanya, pasti beliau memulai dengan pertanyaan dan menimbulkan rasa penasaran kepada pendengarnya. Bahkan terkadang satu pertanyaan bisa berbeda-beda jawaban disesuaikan dengan kondisi dan situasi dari penanya. 

Maknanya adalah pertanyaan lahir dari sebuah kebutuhan, kebutuhan tersebutlah yang membuat rasa tertarik terhadap sesuatu, jika dia sudah tertarik maka apa yang dinyatakan akan dilakukan dengan sepenuh hati dan inilah kelak yang akan membentuk karakter tersebut. Inilah yang menjadi PR kita bersama. 

Mari bahu membahu membuat saluran penguatan karakter siswa melalui berbagai macam kolaborasi baik guru, orangtua, dan masyarakat serta berbagai macam cara salah satunya adalah pilihan ektrakurikuler pramuka. Salam Bahagia! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun