PEMAKZULAN Donald Trump sebagai presiden karena dianggap menganjurkan serbuan ke Gedung Capitol, Washinting DC terus berlanjut. Jika akhirnya Trump tersungkur, ia harus mengubur ambisi mendirikan Partai patriot untuk berkontentasi Pilpres AS empat tahun mendatang.
Lebih dari itu, ia pun memupus harapan untuk mewujudkan harapan kelompok ultra kanan yang berambisi menjadikan Amerika Serikat sebagai negara Kristen kulit putih. Kelompok garis keras ini merupakan pendukung utama Trump yang membentengi AS baik dari kebijakan anti asing hingga membangun tembok perbatasan.
Trump yang kini sibuk masih mencari pegacara yang bersedia membantunya menghadapi senat, mungkin tercengang dengan pilihan Presiden AS Joe Biden yang tak diakuinya itu telah menunjuk seorang pria gay Pete Buttigieg menjadi Menteri Transportasi. Jika media sosial seperti Twitter, Facebook, dll, tidak memblokirnya permanen mungkin ia sudah melakukan agitasi perang.
Buttigieg yang pernah menjabat walikota dua periode di South Bend, Indiana, memang tidak menutup-nutupi statusnya. Tanpa sungkan pria 38 tahun itu memperkenalkan suaminya yang juga pria bernama Chasten Glesman di hadapan 26 anggota senat.
Pasangan sesama pria  Buttigieg dan Chasten menikah 16 Juni 2018. Diberkati di Gereja Katedral Saint James Episcopal di Lafayette Boulevard. Mereka berkenalan pada 2015 melalui aplikasi kencan Hinge. Chasten yang datang pertama menemui Buttigieg dan melamarnya tiga tahun kemudian di Bandara O'Hare Chicago.
"Ia yang setia mendampingi saya dalam situasi apa pun sampai saya bisa menjadi calon menteri ini," ujar Buttigieg sambil menoleh Chasten yang duduk mengenakan masker dan mengangguk.
Video Buttigieg yang memperkenalkan pasangannya di depan senat pekan lalu menjadi viral di media sosial. Inilah sejarah baru di AS seorang LGBTQ masuk kabinet. Pengakuan ini merupakan hasil rintisan panjang, setidaknya sejak 1965. Ketika pria gay Frank Kameny dipecat sebagai astronom di kedinasan militer pada 1957.
Pemecatan Kameny atas instruksi Presiden Dwight E. Eisenhower dari partai Rupublik yang melarang gay dan lesbian bekerja di pemerintah karena dianggap sebagai ancaman nasional. Sejak itu Kameny terus mengibarkan semangat kesetaraan sebagai hak dasar sesuai deklarasi kemerdekaan AS.
Pengakuan Kameny berbuah manis ketika ia diundang ke Ruang Oval, Gedung Putih, bertemu dengan Presiden Barack Obama pada 2009. Kemey menilai pertemuan itu ibarat mengubahnya dari katak menjadi seorang pangeran.
Inilah pengakuan sesungguhnya dari kaum LGBTQ yang semula dianggap warga negara kelas dua. Kini, Mahkamah Agung memang telah melarang pemecatan seorang pegawai karena orientasi seks dan telah mengakui penikahan sejenis. Meski hingga sekarang belum terwujud undang-undang kesetaraan seperti yang diharapkan.
Kameny yang meninggal pada 2011 memang tidak sempat melihat bagaimana LGBTQ yang semulai tersisih kemudian mendapat tempat dalam masyarakat AS. Bahkan bisa menduduki puncak pemerintah. Buttigieg sendiri sebenarnya rival Biden dari Partai Demokrat dalam memperebutkan tiket sebagai calon presiden.