Presiden Joko Widodo kemungkinan tetap akan memberikan jatah kursi Menteri Kelautan dan Perikanan kepada Gerindra pasca Edhy Prabowo mundur karena tertangkap tangan dalam operasi senyap KPK.
Sejak awal barter politik Gerindra adalah Kementerian Pertanian dan Pertahanan. Namun, posisi ngurus petani sudah menjadi incaran Nasdem. Apalagi Surya Paloh sejak awal sudah deklarasikan pencalonan Jokowi, jadi tak mungkin diingkari Jokowi.
Kementerian Kelautan dan Perikanan kemudian diberikan kepada pendatang baru kabinet, kubu Prabowo. Edhy sebagai orang terdekat Prabowo, karena sudah terjalin sejak 1991, mendapat tawaran pertama. Apalagi ia menjabat Komisi V yang bermitra dengan Kementerian di bawah Susi Pudjiastuti sehingga dianggap paling mumpuni.
Sebenarnya, kementerian pertanian adalah bidang yang disukai Edhy. Namun, apa pun jabatannya, toh bisa dipelajari, begitu Edhy berlasan. Selain Edhy sebenarnya pada Oktober 2019 lalu mencuat nama Fadli Zon. Namun, nama itu kurang sedap bagi kubu koalisi.
Fadli yang mewarisi himpunan kerukunan tani dari Prabowo memang banyak disebutkan. Ia pun dalam banyak kesempatan agak malu-malu kucing menjawab kesediaan berkabung ke Jokowi.
Bahkan, saat itu Prabowo bercerita mengenai mantan Presiden Amerika Serikat Abraham Lincoln yang memberi jabatan pada lawan politiknya William Seward. Fadli Zon pun berujar; "ya, nanti kita lihat saja". Dengan kalimat bersayap ia menyerahkan kepada Jokowi.
Kini, setelah Edhy tersingkir peluang terbuka bagi Fadli Zon. Sang pemilik saham Partai Gerindra itu kian terbuka lebar peluangnya. Prabowo kemungkinan besar memberikan rekomendasi, meski kata akhir tetap di tangan Jokowi.
Bila yang dipilih Fadli Zon sebenarnya akan memberi keuntungan bagi Jokowi. Setidaknya, bahasa kasarnya, kerikil yang kadang menggelitik kaki Jokowi sudah bisa disisihkan.
Suara miring Fadli Zon memang tak ada yang membungkam. Bahkan setingkat Prabowo. Mantan Wakil ketua DPR itu bebas tanpa sensor bersuara walaupun ia tahu partainya sudah berdiri di koalisi pemerintah.
Fadli Zon hanya tidak berkomentar atau mencuit di akun Twitternya soal penangkapan Edhy sepanjang Rabu kemarin. Warganet bahkan riuh mempertanyakan kebungkaman Fadli soal koleganya yang menjadi pelaku korupsi.
Ia kemudian baru mencuit setelah penetapan tersangka Edhy dan menginfokan bahwa koleganya itu telah mundur sebagai menteri dan ia memberikan apresiasi. Namun, ia tetap mengkritisi KPK yang tidak kunjung mampu mengungkap jejak keberadaan politikus PDIP Harun Masiku.