Mohon tunggu...
Jan Bestari
Jan Bestari Mohon Tunggu... Lainnya - Merayakan setiap langkah perjalanan

Refleksi kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Catatan Perjalanan Sang Kapten (3. Selamat tinggal Pruistine)

25 Januari 2022   18:44 Diperbarui: 25 Januari 2022   18:44 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diolah sendiri dari pictsart app

Priiiit ...  priiiit ... priiit ...!,  terdengar bunyi nyaring pluit panjang kapal layar. Itu tandanya aku harus segera angkat kaki dari tepian pelabuhan untuk segera naik diatas kapal layar. Tubuh Pruistine kurasakan semakin melemah. Kucium kening dan kedua belah pipi satu persatu dengan perasaan berat dan sedih sebagai tanda perpisahan. Sekali lagi tanpa kata-kata.

Kemudian kapal layar bergerak perlahan menjauhi pelabuhan menuju kemuara laut. Tampak perempuan yang bergaun hitam bergaya victoria tersebut menjadi sangat kontras ditengah tumpukan salju yang memutih. Lambaian tangannya terlihat melemah dengan air mata yang terus membasahi pipinya. Kulambaikan tanganku terus sampai Pruistine menghilang dari pandanganku. Kukuatkan diriku untuk berbalik menghadap haluan layar. Tujuan kapal dan impianku menyatu dimana kapal layar ini nantinya berlabuh. Selamat Tinggal Pruistine, hanya hatiku yang bisa berkata-kata. Rumah terapung  disepanjang kiri dan kanan sungai terlihat membeku, seperti keadaan hatiku dan Pruistine saat ini.

Lebih dari separuh hidupku telah kuhabiskan untuk berlayar. Sebagai seorang pelaut dengan pengalaman yang sudah banyak makan asam garam dilapangan dengan pangkat kapten, tentunya keahlianku sudah diakui masuk dalam jajaran perwira tinggi militer angkatan laut.  Beberapa misi pelayaran penting kedepan kuyakini akan bisa membawaku menjadi seorang kapten kapal di Royal Navy [1] Kerajaan Inggris yang sangat disegani. Sebuah jabatan bergengsi dan diidamkan seluruh pelaut Inggris dan merupakan simbol kebanggan rakyat Inggris. Pengalaman-pengalaman berlayarku berikutnya tentunya akan lebih meningkatkan kemampuanku dalam menakhodai kapal layar kerajaan Inggris apapun kepentingan negara nantinya. 

 

Sekali lagi. Tuan Stewart Bristol, kadang orang-orang kapal layar memanggilku, sekaligus untuk menandai dengan orang lain yang nama belakangnya serupa. Disiplin adalah satu kata yang kuperlukan saat berlayar. Tempaan bertahun-tahun dilautan menuntutku untuk bekerja secara cekatan, efisien dan detil. Tindakan ceroboh tanpa perhitungan akan menimbulkan banyak kerugian. Pertaruhannya adalah tenggelamnya kapal sekaligus hilangnya seluruh nyawa yang ada, sehingga wajar saja untuk nakhoda berpengalaman akan dibayar lebih dari layak dan dapat hidup berkecukupan di negeriku Inggris.

 

Hal yang sangat dikhawatirkan oleh Pruistine istriku sebelumnya dan mungkin saat ini. Dipastikan tidak kurang dari 10% keseluruhan awak kapal akan kehilangan nyawa dilaut. Sejatinya keselamatan pelayaran akan sangat tergantung atas kebaikan Tuhan. Berbagai hal yang tidak terduga bisa terjadi, seperti kebocoran kapal ditengah laut, diserang perompak dan berbagai penyakit dalam perjalanan adalah merupakan perantara malaikat pencabut nyawa yang paling efektif bagi setiap pelaut. Artinya seorang pelaut harus mempersiapkan diri dalam situasi dan kondisi apapun dengan baik. Itulah mengapa doa khusus yang lebih lama pasti akan di panjatkan Pruistine bagi keselamatanku dalam ibadah minggu sebelum misi pelayaran dilakukan.

 

“Arthur ... Letnan Arthur ... cukup dipanggil Arthur” seseorang mengejutkanku. Ia langsung menjabat tanganku. Suasananya terasa hangat dan seseorang yang terlihat sangat percaya diri. Suaranya terdengar jelas dan meski sedikit berat. Meskipun tatapannya matanya agak sendu tapi ekspresi wajahnya berusaha hangat dan ceria.

 

“Stewart ... Kapten Stewart”  kubalas hangat perkenalan dari seorang pemuda yang masih terlihat sangat energik itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun