Mohon tunggu...
Eddy Mesakh
Eddy Mesakh Mohon Tunggu... Wiraswasta - WNI cinta damai

Eddy Mesakh. Warga negara Republik Indonesia. Itu sa! Dapat ditemui di http://www.eddymesakh.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pak Jokowi, Supaya Kesusahan Tidak Bertambah, Kunci Wilayah yang Masih Bebas Covid-19

25 April 2020   18:34 Diperbarui: 25 April 2020   18:52 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Musuh" sudah ada di dalam baru pintunya ditutup. Tentu saja mereka lebih kelabakan karena harus menghadapi musuh dari dalam.  Hasilnya sudah pasti gagal. 

Padahal, negara-negara yang gagal itu, seperti Italia, Spanyol, Prancis, Inggris, memiliki fasilitas kesehatan yang bahkan melebihi kemampuan negara kita. Tetapi mereka tidak mampu menghadapi banjir pasien Covid-19. Korban jiwa bertumbangan dan nyawa mereka hanya menjadi angka-angka. "Hari ini mati 100... hari ini mati 200... hari ini rekor baru, 1000 kematian dalam sehari." 

Tentu saja kita tidak menginginkan itu terjadi di negeri kita. Kita tidak ingin itu terjadi di daerah-daerah yang jauh dari pusat dengan segala macam keterbatasan.  

Kita melihat banyak daerah yang masih steril menghadapi banyak sekali keterbatasan fasilitas medis, tenaga medis, peralatan pelindung,  dan lainnya sehingga dipastikan tidak akan mampu menghadapi jika SARS-CoV-2 menjangkau daerah mereka.

Bahkan untuk menguji apakah seseorang positif atau negatif saja, sampel swab harus dikirim ke Jakarta atau Surabaya. Dan itu juga memakan waktu karena masalah jarak dan di sana pun harus antre mengingat ada banyak sampel dari berbagai daerah yang juga harus diuji.

Baiklah, ada persoalan jika melakukan PSBB, seperti masyarakat akan kesulitan mencari nafkah. Ada orang yang kerja hari ini untuk makan hari ini. Namun kondisi seperti ini tidak sama dan seragam. 


Ada daerah-daerah tertentu yang akan mampu bertahan dalam situasi ini. Seperti daerah-daerah yang berada di pulau terpisah, seperti Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Saya mengambil contoh Kabupaten Rote-Ndao, negeri leluhur saya. Mereka sangat menyadari keterbatasan mereka. Bahwa mereka tidak akan mampu jika terjadi ledakan kasus. Pasti kolaps karena fasilitas kesehatan yang ada sangat-sangat tidak memadai.

Sebuah diskusi melalui video conference oleh Forum Academia NTT (FAN) mengungkapkan keluhan para pemimpin di daerah, termasuk dari Rote Ndao.

Diskusi yang digelar pada Jumat 24 April 2020, yang dipandu saudara saya Herman Seran  itu menghadirkan Bupati Sumba Barat (Drs Agustinus Dapawole), Bupati Sumba Barat Daya (dr Kornelis Kodi Mete), dan Wakil Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Rote Ndao (Jermi Haning Phd)

Kabupaten Rote Ndao, misalnya, menyatakan bahwa mereka sangat khawatir kebobolan, karena itu tadi, menyadari sepenuhnya ketidakmampuan menghadapi wabah. Tetapi ketika mengajukan PSBB justru ditolak oleh Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun