Tapi sejauh perjalanan Copa America 2019, Brasil telah mencetak delapan gol tanpa kebobolan. Sebaliknya Argentin hanya mencetak lima gol dan tiga kali kebobolan. Â
Selecao punya enam pencetak gol; Everton Sousa Soares, Philippe Coutinho masing-masing mencatat dua gol. Empat lainnya masing-masing mencatat satu gol, yakni Casemiro, Dani Alves, Roberto Firmino, dan Willian Borges da Silva.
Di kubu La Albiceleste, punya empat pencetak gol, masing-masing Lautaro Martinez (2 gol), Lionel Messi (1) Giovani Lo Celso (1), dan Sergio Aguero (1).
Statistik itu sedikit menggambarkan betapa berbahayanya para pemain Brasil, di mana ada banyak pemain yang mampu mengkonversi peluang menjadi gol. Juga memiliki pertahanan kokoh. Fokus pertahanan Argentina lebih terpecah dalam mengantisipasi serangan. Tapi tidak berarti pertahanan Brasil hanya perlu mengawasi Messi dan Aguero.
Dari segi konsistensi penampilan secara open play, Brasil  kurang stabil; menang-imbang-menang-imbang. Sebaliknya Argentina terus menanjak dari pertandingan ke pertandingan: kalah-imbang-menang-menang.
Lantas bagaimana? Apa yang akan dilakukan kedua pelatih?
Adu taktik
Kejelian kedua pelatih diadu. Tite dan Scaloni akan beradu kemampuan meracik strategi dan memotivasi para pemainnya. Kedua juru racik juga cukup leluasa menyusun line up. Tiada masalah dengan kondisi para pemain di kedua kubu. Semua yang diikutkan dalam kondisi fit dan siap tempur.
Jika masih menggunakan formasi yang sama dengan pertandingan perempatfinal, maka Tite akan memainkan formasi 4-2-3-1. Sementara Scaloni kemungkinan sedikit mengubah dari 4-3-3 saat meladeni Venezuela, menjadi 4-1-2-3. Â
Tite menempatkan Firmino sebagai penyerang tengah ditopang Coutinho di belakangnya serta Everton di kiri dan Willian di kanan. Gabriel Jesus disimpan sementara dan baru dimasukan sebagai pengganti Willian.
Menggunakan dua gelandang; Arthur dan Alan sebagai penghubung dari lini belakang, sekaligus berfungsi memutus serangan sebelum sampai ke sepertiga akhir area permainan Brasil.