Mohon tunggu...
eddy lana
eddy lana Mohon Tunggu... Freelancer - Eddylana

Belajar menjadi tukang pada bidang yg dinamis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mungkinkah Bunga Itu Bersemi Kembali?

17 Juli 2021   23:00 Diperbarui: 17 Juli 2021   23:28 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Glance - Diolah dari sumber ilustrasi facebook.com/RuthPearsonUK

" Mohon maaf jika sikapku mengganggumu? "

Astrid menggeleng seraya mencoba melepas sebuah senyum. Ada sebuah perasaan aneh yang sekarang seolah membuatnya ingin sedikit lebih tahu tentang Arman dan mengapa dia bersikap begitu. 

Arman adalah seorang pengusaha property yang cukup kaya. Walau berusia tak jauh dari dirinya, tetapi kegantengan masih kentara tampak di wajahnya. 

Wanita manapun pasti tak akan menolak untuk berada disisinya setiap saat. Sekonyong, rasa malu timbul didirinya. Oh berpikir apa kamu Astrid? Astrid menundukan wajahnya, malu? 

" Kita punya nasib serupa Astrid. Isteri dan seorang anakku wafat juga karena virus itu. Mungkin dua bulan sebelum kejadian yang serupa menimpa keluargamu... " suara Arman begitu lirih, Astrid masih menundukkan wajahnya. 

" Hari ini dengan sengaja aku menciptakan suasana seperti ini. Terus terang aku masih terluka dengan kejadian yang menimpa keluargaku. Akupun tahu, suasana batinmu mungkin lebih prihatin dibanding diriku. " kali ini mencoba menengok kearah Arman dan menatapnya tajam. 

" Dan di kesempatan ini, setelah kita mengalami persahabatan panjang. Aku memberanikan diri untuk meminangmu menjadi isteriku.. "

Astrid cukup terkejut oleh permintaan Arman yang dianggapnya terlalu tergesa-gesa. Walau ada semacam surprise pada ketertarikan Arman pada dirinya. 

Mendadak wanita itu bingung pada diri nya sendiri. Apa yang harus dikatakannya pada Arman. Lelaki berada yang sekonyong ternyata menaruh hati padanya. 

Tiba-tiba terasa jemari Arman menggenggam erat jemarinya. Astrid tak berusaha menolaknya. Tetapi dalam hatinya sudah muncul sebuah sikap yang akan diberikannya pada Arman. 

Dia mungkin akan mengatakan, bahwa sampai hari ini, jiwanya nasih belum lepas sepenuhnya dari bayangan orang-orang tercintanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun