Mohon tunggu...
EcyEcy
EcyEcy Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Sejatinya belajar itu sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Ulat Berubah Jadi Indah

12 Januari 2020   06:54 Diperbarui: 12 Januari 2020   07:56 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ciri kehidupan mulai terlihat. Telur menetas. Ulat kecil melentik lentik memandang dunia luar. Bahagia awalnya. Ia mengira dunia luar begitu ramah padanya. Ternyata belum lama ulat menghirup udara segar, kejahatan dunia datang menghampirinya.

"Ha... ha... ha.... ha... ha... ha.... Teman teman lihatlah! Ada makhluk aneh buruk rupa berjalan di permukaan daun." Anak Semut berteriak memberitahukan pada semua hewan yang ada di sekitar dahan mangga.

"Mana? Mana?" Anak Musang pun bertanya.

"Besar, nggak?" Anak Burung Pipit penasaran dengan bentuk rupanya.

"Bisa terbang, nggak?" Anak Capung terbang mendekati semut.

Begitu mereka semua melihat ulat yang ditunjukkan anak semut tadi, bersama sama mereka pun berteriak, "Ihhhh menjijikkan!" Lalu mereka pun berhamburan pergi menjauhi ulat. Sementara si ulat bingung melihat hewan di sekitarnya yang disangkanya teman malah menjauhinya.

Ulat kecil itu pun sedih. Ia merasa tersisihkan. Tak ada teman. Yang dia dengar hanyalah ejekan ejekan hewan setiap harinya. Tentang jalannya yang lambat. Tentang tubuhnya yang aneh dan menjijikkan. Tentang semua hal pada dirinya yang tak sempurna. Hingga ulat menyendiri dan mengurung dirinya dalam gulungan daun.

Di sana ulat merenung. Apa yang salah dengan dirinya hingga Tuhan ciptakan bentuk dan rupa yang seburuk ini. Apa yang harus dilakukannya agar dia memiliki teman yang baik dalam hidupnya. Sampai suatu malam, tubuh ulat tiba tiba saja diselimuti benang benang halus berwarna putih yang melilit dari ujung kepala sampai ekornya. Hingga beberapa waktu kemudian, tubuhnya tak bisa bergerak karena tertutup seluruhnya.

Ulat pun terpaksa puasa. Karena ia tak bisa lagi mencari makan dari sekitarnya. Selalu ada hal aneh yang dirasakan tubuhnya. Ulat hanya bisa berdoa kepada Tuhan YME. Ulat memasrahkan dirinya pada Tuhan. Jika Tuhan ingin mengambil kembali nyawanya, maka ia rela. Sebab tak ada juga yang mau menjadi temannya di dunia. Tapi, jika Tuhan masih memberinya kesempatan hidup, dia ingin semua hewan tak merasa jijik padanya.

Hingga suatu pagi yang cerah, ulat merasa lebih sehat dari biasanya. Mungkin karena selama ini ia bisa tidur lelap dalam hangatnya kepompong sutera. Ulat mampu berontak. Dirobeknya lapisan demi lapisan serat yang menutupi tubuhnya. Dilihatnya dunia yang beberapa lama ditinggalkannya. Lalu melesat lah ia keluar dari tempatnya. Terbang dengan menggunakan sayapnya. Ternyata ulat sudah berubah menjadi kupu kupu indah.

"Terimakasih Tuhan!" Teriak ulat begitu dapat keluar dari kepompongnya lalu mendarat di dahan pohon mangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun