Mohon tunggu...
EcyEcy
EcyEcy Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Sejatinya belajar itu sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Misteri Malam Jumat (14)

13 Desember 2019   19:00 Diperbarui: 14 Desember 2019   05:09 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kalau gitu... tunggulah di sini dulu." Wati menunjuk bale bale bambu diteras rumahnya.

"Kenapa?"

"Haus, kan?"

"Eh... iya."

Ini kesempatanku untuk cari tahu lebih banyak mengenai hutan itu. Dan kesempatanku untuk berduaan dengannya tanpa di ganggu. Mumpung Rudi lagi di base camp dan warga desa lelap dalam lelahnya.

"Hayuk gih, diminum dulu." Wati menyorong segelas Limus dingin.

Kusesap sedikit demi sedikit biar tak cepat habis. Agar aku dapat mencumbui bias wajah manis Wati meski dari pantulan bayangan di kaca jendela. Biar aku dapat menikmati kebersamaan ini lebih lama lagi.

"Eh, Bud, kok ngelamun sich?" Wati menepuk pundakku.

"Nggak. Aku cuma mikir aja."

"Mikirin apa?"

Aku memang sedang berpikir untuk mencari seribu alasan agar aku dapat masuk ke hutan itu lagi. Untung saja segelas minuman dingin sudah membuat fresh otakku. Dalam keadaan genting sebab pertanyaan Wati yang harus segera di jawab, otakku mampu tanggap dan berpikir cepat. Hingga obrolan itu tak menjadi kaku dan membeku kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun