Mohon tunggu...
EcyEcy
EcyEcy Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Sejatinya belajar itu sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Ia Tak Lagi Sehat

30 November 2019   17:40 Diperbarui: 30 November 2019   17:46 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koloid pekat serupa halimun menjadi tirai pandangan saat pagi menjelang. Sinar hangat sang mentari tak mampu menembus tebalnya lapisan. Bahkan rinai gerimis di pagi buta masih tak bisa menghapuskan noda noda pengap kabut dalam pelukan.

Kini, saat lajunya gerak sang Surya di atas ubun ubun kepala. Panas menggantang membakar yang ada dalam jangkauan. Bukit, semak, hutan bahkan lahan pun ikut menggersang. Dimana titik hujan tak sempat membasahi, lebih cepat menguap terbang.

Kini, dunia seperti pemanggang. Lapisan asap serupa sekat menjadi penghalang. Mampu ditembus sinarnya namun tak mampu melenyapkan pantulannya. Hingga udara terbakar membentuk cucuran cucuran keringat di dahi para penantang.

Esok, bumiku tak lagi sehat. Terbatuk karena jerebu. Sakit sebab hentakan mesin mesin pembangunan. Patah karena galian tambang. Basah sebab banjir bandang. Deman karena penebangan. Jika semua pekerjaan nafsu tak segera dihentikan.

Salam hangat salam literasi😊🙏
Love and peace😁✌️
EcyEcy; Benuo Taka, 30 Nopember 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun