Para pemuja malam teriak gembira dalam keramaian. Berjoget, bernyanyi dan berteman asap rokok dan miras oplosan. Kata mereka, itulah yang mengusir kebosanan. Hingga relaks melupakan semua permasalahan. Seperti melayang di atas awan. Damai dan menyenangkan.
Lalu Tuhan murka pada mereka. Berkali kesempatan tuk menyadarkan terbuka. Namun semua lewat bagaikan angin musom barat yang datang tepat waktu namun pergi kemudian. Tak berbekas. Hanya ada rasa yang singgah sementara habis itu lupa. Tak pernah meninggalkan kesan.
Hingga pada malam ke sembilan puluh sembilan, pemuja malam menghadap Tuhan. Meminta belas kasihan. Namun takdir telah digariskan. Lambung terbakar alkohol campuran. Melepas ajal mencapai Kesunyian. Tanpa bekal. Tanpa persiapan.
Salam hangat salam literasi😊🙏
Love and peace😁✌️
EcyEcy; Benuo Taka, 16 Nopember 2019