Tidak hanya untuk kepentingan diri sendiri, pembaca berdampak mewujud pada kemampuannya memengaruhi orang lain.
Kebiasaannya membaca buku bukan melulu menjadi aktivitas sendiri, juga berusaha ditularkan kepada orang lain. Ia bisa menjadi agen perubahan dalam hal membiasakan lingkungan melakukan aktivitas membaca.
Caranya? Antara lain dengan menjadi teladan atau contoh yang baik dalam hal membaca buku. Menyelipkan buku di tas dan membaca pada setiap kali ada kesempatan adalah salah satu cara yang bisa dilakukan.
Ketika menunggu penerbangan di bandara, tatkala berada di dalam kereta, saat bersantai di taman, dan di tempat lainnya, bisa dimanfaatkan untuk "melahap" buku bacaan. Cara-cara seperti ini, diharapkan bisa menginspirasi orang lain untuk meniru kebiasaan baik ini.
Jika semakin banyak orang yang melakukan hal-hal seperti dicontohkan di atas, maka kebiasaan membaca buku akan bertumbuh dan menguat.
Lalu, pembaca berdampak juga bisa mendorong orang lain turut membaca buku. Ini bisa dimulai dari menumbuhkembangkan kebiasaan membaca di rumah. Mendorong anggota keluarga untuk rajin membaca.
Membuat perpustakaan kecil di rumah adalah salah satu jalan untuk menggugah minat baca yang dimulai dari rumah. Â Intinya, menjadikan kegiatan membaca buku sebagai gaya hidup keluarga. Setap hari selalu ada waktu untuk membaca bagi anggota keluarga.
Lebih jauh lagi, pembaca berdampak dapat berupaya mendorong lingkungan yang lebih luas untuk membiasakan membaca buku. Antara lain, melalui kesertaannya dalam mendorong tumbuhnya perpustakaan di sekitarnya.
Misalnya dengan merintis pendirian perpustakaan, terlibat sebagai pengelola, atau menjadi bagian dari support system perpustakaan.
Menulis Ulasan Buku
Selain itu, pembaca berdampak bisa bisa mendorong budaya membaca dengan menulis ulasan buku atau bedah buku. Buku-buku yang dimiliki tidak melulu untuk dibaca, bahkan juga dibuatkan ulasan atau review-nya.