Cara lainnya lagi, mengekang diri untuk tidak larut pada nafsu membeli hampir setiap kemunculan produk baru, seperti handphone dan pakaian baru.
Hindari juga kemungkinan menjadi korban impulsive buying, yaitu berbelanja secara tiba-tiba tanpa perencanaan sebelumnya. Ini sangat membahayakan keuangan keluarga kalau tidak mampu dikendalikan.
Apalagi dengan menggunakan fasilitas kartu kredit yang sangat memudahkan bagi siapa pun untuk berbelanja dan... membuat utang. Ingatlah bahwa kartu kredit di tangan bisa menjadi pisau yang membunuh kemakmuran pemiliknya di masa datang.
Untuk mencegah hal ini, maka sebelum membeli, perlu dipikirkan apakah yang akan dibeli itu benar-benar sesuai dengan kebutuhan? Perlu berhati-hati dan selektif dalam pengeluaran uang agar tidak menyesal kemudian.
Dengan mencermati secara detail aspek pengeluaran, kita akan dapat memastikan belanja kita: mana yang benar-benar harus dibeli, dan mana yang perlu dihapus atau dipangkas. Ini sangat penting untuk menghemat pengeluaran.
Menuju Keseimbangan Keuangan
Nah, dengan dua pendekatan di hulu dan di hilir -- dari sisi pendapatan dan pengeluaran ini, maka kita sedang menuju proses keseimbangan finansial. Ini merupakan upaya yang mengarah pada keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran pada keuangan keluarga.
Kalau hal ini dilakukan dengan penuh komitmen dan secara konsisten, maka bukan mustahil nantinya akan muncul surplus pada sisi pendapatan yang bisa digunakan untuk menabung atau berinvestasi.
Selamat mengelola keuangan keluarga secara bijak.
(I Ketut Suweca, 15 Maret 2024).