Sementara itu, kurangi kebiasaan mengeluh dan menggerutu tentang hidup ini. Lebih banyaklah bersyukur atas apa pun yang kita hadapi dan miliki. Dunia akan terasa jauh lebih indah dengan pendekatan syukur ini.
Ketiga, dekat dengan Tuhan.
Jika kita selalu berusaha dekat dengan Tuhan, maka kita akan merasa lebih tenang dan lebih damai dalam menjalani hidup ini. Bersama Tuhan, apa yang tidak bisa dihadapi?
Tuhan menjadi sumber kekuatan dahsyat yang dilatarbelakangi oleh keimanan terhadapNya yang demikian kokoh.
Di dalam masyarakat ada semacam keyakinan yang kuat bahwa apapun akan mampu dihadapi dan ditangani berkat keterlibatan Tuhan dalam setiap langkah dalam kehidupan.
Oleh karena itu tiada pilihan lain selain mendekatkan diri kepada Tuhan dengan cara kita masing-masing. Agama memberi rambu-rambu ke arah itu, hati nurani akan membimbing dan menunjukkan jalannya.
Keempat, tebarkan kasih sayang.
Kasih sayang kepada sesama manusia dan makhluk hidup lainnya adalah salah satu faktor penentu kebahagiaan. Kalau kita hidup rukun dan harmonis dengan sesama, betapa bahagianya kita.
Sebaliknya, ketidakharmonisan adalah sumber ketidakbahagiaan. Oleh karena itu, patut dijaga hubungan yang baik dengan orang-orang di sekitar kita, juga dengan alam lingkungan. Tebarkanlah rasa kasih sayang yang tulus.
Apakah yang menjadi inti ajaran agama? Kasih sayang, bukan? Dengan kasih sayang, maka kehidupan menjadi sesuatu yang layak dijalani dan hubungan menjadi sesuatu yang layak diperjuangkan dan dipertahankan.
Kelima, kesempatan berkontribusi.