Pertama, uang
Anda mungkin setuju bahwa uang berkontribusi terhadap kebahagiaan manusia. Tapi, mungkin saja ada yang menolak dengan mengatakan bahwa bukan uang yang menjadi sumber kebahagiaan. Tetapi, lebih dari sekadar uang!
Dalam tingkatan tertentu, uang memang kita butuhkan untuk membiayai dan memenuhi kebutuhan hidup. Kita memerlukan uang yang memadai untuk bisa hidup layak.
Tanpa uang, kita akan mengalami cukup banyak kesulitan. Sebaliknya, hidup kaya-raya juga tidak menjamin kita bahagia. Lalu, bagaimana?
Yang kita perlukan adalah kecukupan akan uang. Katakanlah, kita tidak miskin dan sekaligus tidak mesti kaya. Moderat saja. Kebutuhan minimal yang sudah bisa dipenuhi menjadi pondasi untuk bisa bahagia. Peran uang hanya sampai di situ.
Sebagian dari kebahagiaan itu ditentukan oleh faktor lainnya. Jadi, uang yang cukup dan tidak miskin adalah perlu dan menjadi dasar untuk hidup bahagia.
Kedua, rasa syukur.
Ternyata uang saja tidak cukup untuk bisa meraih kebahagiaan. Uang hanya salah satu faktor pendukung. Selalu bersyukur adalah bagian yang penting untuk hidup bahagia: mensyukuri apa yang dihadapi, dialami, dan dimiliki.
Misalnya bersyukur bisa terhindar dari kecelakaan maut. Misalnya lagi, bersyukur masih bisa bernafas hari ini. Misalnya lagi, bersyukur bisa mendapatkan penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari anak-istri hari ini. Bersyukur mampu membeli sebuah sepeda motor bekas sehingga bisa dipergunakan untuk bekerja. Dan, seterusnya.
Rasa syukur ini akan sangat membantu kita dalam merasakan dan menikmati hadirnya kebahagiaan.
Hitunglah hal-hal yang sudah Anda terima dan miliki sebagai karunia Tuhan, maka rasa syukur itu akan kian membuncah dari hati Anda.