"Ketika pohon terakhir ditebang
Ketika sungai terakhir dikosongkan
Ketika ikan terakhir ditangkap
Barulah manusia akan menyadari bahwa dia
tidak dapat memakan uang."
Â
Saking seriusnya, pemerintahan setempat membuat standar tersendiri tentang kebahagiaan masyarakatnya dengan pendekatan yang disebut dengan Kebahagiaan Nasional Bruto. Bukan Produk Domestik Bruto (PDB) yang biasa dipakai ukuran kesejahteraan di banyak negara di dunia.
Kebahagiaan lahir dari Rasa Sakit?
Lalu, bagaimana dengan Islandia, salah satu negara yang juga dikunjungi penulis buku ini? Seperti disebutkan, Islandia adalah negara yang masyarakatnya sangat menghargai dan menghormati para penulis!
Secara gamblang Weiner menyatakan bahwa orang Islandia memuja para penulis mereka. Sebagian, itu mempresentasikan sejenis narsisme, karena banyak orang di Islandia adalah penulis atau penyair.
Bahkan, pemerintah setempat mendukung penulis-penulis dengan banyak penghargaan. Salah satu penulis Islandia yang paling terkenal, pemenang hadiah Nobel, Halldor Laxness, pernah mengatakan, "Saya tak mengerti mitos tentang seniman yang kelaparan. Saya tak pernah kekurangan makanan."
Pertanyaana yang mencuat, mengapa masyarakat Islandia, sebuah negara yang beriklim dingin dengan cuaca yang sering berubah-ubah, bisa demikian bahagia? Bahkan, menjadi salah satu negara yang paling bahagia di dunia?