Kemudian dia memperlihatkan peta daerah wisata di NTT. Saya membacanya secara sekilas. Lalu, teman saya ini mengambil sebuah buku yang lumayan tebal, seukuran novel. "Pak Ketut, ini buku bagus. Pak mesti baca," ujarnya sambil menyodorkan buku dimaksud.
Saya pun membuka-buka buku itu dan membacanya secara sepintas. Saya perhatikan endorsement pada buku yang memuat pendapat positif sejumlah kalangan terhadap buku tersebut. Saya juga sempat menjepret cover-nya dengan kamera handphone.
Saya dapatkan juga pada bagian halaman isi buku itu penuh dengan coretan stabilo, penanda bagian-bagian yang menarik dan penting bagi pembacanya. Saya tertarik.
Memesan Buku
Tidak lama kemudian saya memesan buku dimaksud secara online. Ketika buku itu tiba di rumah, rasanya tidak sabar saya ingin membacanya. Saya baca secara berurutan, dari awal hingga akhir, sampai habis. Saya mengalokasikan waktu selama 3 bulan untuk membacanya, setiap hari sekitar 30 menit lamanya. Membaca sambil meneguk secangkir kopi, sore-sore.
Dan, ternyata benar, buku itu memang enak dibaca dan menambah wawasan. Dari buku bestseller setebal 569 halaman dan diterbitkan Qanita -- khusus versi bahasa Indonesia, saya punya kesempatan ikut berkeliling dunia melalui buku ini bersama penulisnya, Eric Weiner.
Rupanya benar dan terbukti kata para pencinta literasi, bahwa kita dapat berkeliling dunia dengan membaca buku tanpa perlu meninggalkan tempat. Pergi ke mana-mana tanpa beranjak dari tempat duduk!
Kunjungan ke 10 Negara
Lalu, apa saja hasil perjalanan bersama sang penulis? Ada sepuluh negara yang dikunjungi. Kesepuluh negara itu adalah Belanda, Swiss, Bhutan, Qatar, Islandia, Moldova, Thailand, Britania Raya, India, dan Amerika Serikat.
Dikisahkan, dengan penuh semangat penulis buku ini berangkat dari kediamannya di Washington, Amerika Serikat untuk memulai perjalanan kesepuluh negara yang hendak dikunjungi.
Sebelum berkeliling dunia untuk kepentingan menulis buku ini, ia sudah terbiasa meliput ke sejumlah tempat di dunia karena tugasnya sebagai reporter The New Yor Times dan National Public Radio (NPR).
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!