Begitu mendekati penerimaan mahasiswa baru, para calon mahasiswa akan mempersiapkan diri, mau kuliah di kampus mana dan mengambil jurusan atau program studi apa. Hal ini cukup menguras pemikiran mereka dan orangtua.
Permasalahan pun muncul saat menentukan di perguruan tinggi mana akan kuliah dan jurusan apa yang diinginkan. Dalam hal ini, siapa yang memutuskan? Si anak sebagai calon mahasiswa atau orangtua? Atau, kedua-duanya? Seperti apa mendiskusikannya?
Persoalan akan menjadi bertambah rumit apabila antara orangtua dengan anak berbeda pendapat dalam pemilihan kampus dan jurusan. Mari kita bahas persoalan ini lebih lanjut.
Peran Orangtua
Dalam konteks ini, peran orangtua sangat penting. Ia mesti memperhatikan kebutuhan putra/putrinya, mengantarkan mereka ke jalan yang terbaik. Orangtua tidak bisa sama sekali lepas tangan. Sebaliknya, tidak juga berpikir bahwa perannya hanya menanggung biaya perkuliahan sang anak.
Pertimbangan dari orangtua tentu diperlukan dalam beberapa hal. Misalnya, orangtua bisa memberikan sejumlah pandangan atau pemikiran kepada anaknya yang sedang bersiap memasuki perguruan tinggi.
Orangtua yang sudah berpengalaman kuliah tentu memiliki referensi tentang hal yang satu ini. Ia bisa menggali informasi sebanyak-banyaknya tentang kampus dan program studi yang tersedia, hingga detail. Ini penting sebagai informasi atau data pembanding bagi si anak sebelum menentukan pilihan.
Peran Calon Mahasiswa
Yang paling utama dan menentukan adalah  si anak, calon mahasiwa sendiri. Setelah tamat SMA atau sederajat dan memiliki hasrat untuk melanjutkan pendidikan, maka ia harus berusaha mencari informasi selengkap-lengkapnya dari berbagai sumber.
Tidak hanya menyangkut perguruan tinggi yang diminati dan jurusan yang hendak diambil, juga hal-hal yang berkaitan dengan prospeknya. Misalnya, apa saja materi perkuliahan yang akan dipelajari dan apa pula kemungkinan jenis pekerjaan yang sesuai setelah menamatkan studi.