Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Perjalanan Hidup Dokter Ketut Putra Sedana, SpOG, Catatan Kecil dari Acara Bedah Buku

9 Januari 2022   17:10 Diperbarui: 11 Januari 2022   03:17 1424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku kisah hidup dr. Ketut Putra Sedana,SpOG (dok.pribadi).

Pertama-tama adalah tentang pendidikan. Pendidikan bagi dokter Putra Sedana adalah hal yang harus dikejar. Sebab, menurutnya, pendidikan adalah modal dasar dan utama untuk maju dan berkembang.

Pentingnya pendidikan ini ditanamkan oleh ayahandanya, Nyoman Gelgel Sulendra, BA. Ayahnyalah yang selalu mengingatkan untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya. Dan, pesan orangtuanya itu merasuk ke dalam hati sanubari dan melekat hingga kini.

Itulah sebabnya dia berjuang keras meraih pendidikan hingga ke tingkat strata tiga. Ia kini adalah kandidat doktor ilmu pendidikan di Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja.

Pekerja Keras

Dokter Ketut Putra Sedana adalah seorang pekerja keras. Hal ini dibuktikan sejak masih anak-anak. Di luar jam sekolah, ia berjualan es keliling, juga menjadi pemungut bola tenis di lapangan tenis yang terletak tidak jauh dari tempat tinggalnya. Dengan begitu, dia mendapatkan tambahan bekal untuk kebutuhan sekolah.

Selanjutnya, ketika beranjak ke tingkat sekolah menengah pertama, Putra Sedana kecil pernah menjadi kernet bemo. Ya, menjadi asisten sopir bemo yang berkeliling kota mencari penumpang. Ia mengaku, semua itu diajalaninya dengan penuh kegembiraan. Tidak ada beban berat dirasakannya.

Ketika kemudian beranjak dewasa dan ketika kuliah ia tetap mengusahakan agar biaya kuliahnya tidak membebani orangtua. Ia mencoba berbisnis di samping membuka praktik begitu selesai kuliah kedokteran.

Kuliah dokter spesialisnya yang membutuhkan biaya tidak sedikit bisa ditempuh dengan baik dengan dukungan bisnis mandiri yang dilakukannya. Jadi, prinsip kerja keras sudah dilakoninya sejak anak-anak hingga kini.

Menghargai Proses

Dalam menjalani semua itu, ia sangat menghargai proses. Ya, bersedia menjalani semua proses hidup dengan ikhlas dan sabar.

Banyak orang yang memiliki mentalitas menerabas. Artinya, mereka ingin serba instant, serba cepat, tidak mau menjalani proses sebagaimana seharusnya dijalani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun