Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Pentingnya Riset dalam Dunia Tulis Menulis

8 Januari 2022   14:56 Diperbarui: 16 Januari 2022   01:08 2132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bekerja dari rumah atau work from home (WFH) (Dok. Vlada Karpovich - Pexels)

Dalam menulis karya ilmiah, riset sudah menjadi bagian yang harus dilakukan. Menulis skripsi, tesis, disertasi, pasti dengan riset yang memadai. Termasuk untuk menulis jurnal-jurnal penelitian. Riset di perguruan tinggi sudah menjadi budaya.

Riset di Kampus

Akan tetapi, bagaimana halnya dengan menulis artikel populer  pada umumnya? Apakah harus juga dengan riset sebagai menulis ilmiah? Inilah pertanyaan yang akan kita bahas dalam tulisan ini berdasarkan pengalaman penulis.

Mendengar kata riset, terkadang kita membayangkan sebuah penelitian yang sangat serius dengan berbagai kisi-kisi ketat yang wajib dipatuhi.

Ada populasi, ada sampel, dan teknik pengambilan sampel, serta penghitungannya yang lumayan menjelimet. Terdapat dua model penelitian yang utama, yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif.

Akan tetapi, sebenarnya riset atau penelitian dalam konteks menulis tidak selalu seperti itu. Ya, tidak selalu menggunakan metodologi ilmiah yang ketat seperti dilakukan oleh para peneliti dan akademisi di kampus-kampus.

Riset yang Sederhana

Dalam penulisan opini, misalnya, kita bisa juga melakukan riset atau penelitian. Tapi, bukan penelitian ala perguruan tinggi yang memang diharuskan, melainkan boleh dengan riset yang sederhana saja.

Riset sederhana? Ya, riset yang tidak membuat kepala enyut-enyutan dan terkadang terasa rigid, melainkan membuat enjoy tapi tetap relevan dan bermanfaat bagi peningkatan kualitas karya kita. Apa sajakah?

Ngobrol Santai

Pertama-tama, riset dapat dilakukan dengan cara ngobrol atau berbincang-bincang santai dengan orang lain. Dari orang itu, kita akan mendapatkan pendapatnya mengenai sesuatu. atau memperoleh penjelasan tentang sesuatu. Misalnya, kita ingin tahu tentang sejarah sebuah situs, kita ngobrol dengan petugas di sana.

Riset diperlukan tidak hanya untuk tulisan nonfiksi. Para novelis pun mengaku melakukan riset untuk menyusun novelnya. Mereka terjun ke lapangan, ngobrol dengan sejumlah orang, semuanya demi memperkaya isi novel yang hendak ditulis.

Bahkan novelis Andrea Hirata dan Dewi 'Dee' Lestari mengaku melakukan riset dalam waktu yang terkadang jauh lebih lama daripada waktu yang dipergunakan untuk menulis novel.

Dengan riset, para novelis mempersiapkan bahan-bahannya dan dengan menulis ia merangkai semua bahan itu untuk menjadi novel yang menarik, membumi, dan membawa pesan yang bernilai bagi pembaca.

Dengan ngobrol santai saja, kita sudah mendapatkan informasi yang berharga tentang suatu tempat atau mendapat pandangan terhadap suatu peristiwa. Hasil ngobrol santai ini akan bisa menjadi bahan dalam upaya melengkapi tulisan kita.

Melihat Langsung ke Lapangan

Selanjutnya, kita bisa melakukan riset dengan melihat dari dekat objek yang ingin kita tulis. Misalnya kita ingin sekali menulis sebuah objek wisata air terjun.

 Lalu, kita datang ke lokasi air terjun itu. Kita berangkat ke sana, membeli karcis masuk objek wisata itu, lalu menapak jalan menuju lokasi.

Riset dan kegiatan menulis (Sumbe rgambar: blog.bizzabo.com)
Riset dan kegiatan menulis (Sumbe rgambar: blog.bizzabo.com)

Di situ kita -- dengan mata kepala sendiri, mengamati air terjun dan pemandangan di sekitarnya. Kita merasakan segarnya udara, juga sejuk dan jernihnya air yang mengalir di sungai dekat air terjun itu. Mungkin juga kita putuskan nyemplung di sungai.

Pengamatan langsung ke lapangan ini bisa menjadi bahan tulisan yang bermanfaat dan memperkaya karya kita.

Membuka-buka Buku

Riset bisa juga melalui buku-buku. Topik apa yang ingin kita tulis? Kalau kita ingin melengkapinya dengan sedikit teori, mengapa tidak mencarinya di buku-buku yang relevan? Buku adalah sumber referensi yang dapat menguatkan riset kita.

Kita bisa membeli buku-buku tersebut, meminjam dari teman atau mendatangi perpustakaan terdekat. Di perpustakaan, kita tinggal menyampaikan kepada petugas bahwa kita membutuhkan buku-buku yang berkaitan dengan topik yang kita tulis. Para petugas setempat tentu dengan senang hati akan membantu menemukan buku-buku yang kita butuhkan.

Kita bisa membaca di tempat atau meminjamnya untuk dibawa pulang. Nah, dengan melengkapi tulisan dengan referensi yang relevan, kita sejatinya sudah melakukan riset..

Memanfaatkan Internet

Belakangan yang tidak kalah meraknya dipakai adalah riset dengan cara menelusuri informasi melalui internet. Ada journal, e-book, dan berbagai tulisan informatif lainnya yang bisa kita dapatkan dari internet.

Riset dengan memanfatkan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi ini kian banyak dipakai. Kita bisa melakukan penelusuran untuk mendapatkan informasi yang kita butuhkan.

Misalnya kita ingin menulis filosofi hidup sehat dan bahagia ala Jepang yang dikenal dengan sebutan Ikigai. Untuk ini kita juga dapat menelusurinya melalui internet dan sumber lainnya. Informasi yang digali melalui internet akan memperkaya tulisan kita.

Akan tetapi, jangan lupa, ambil informasi yang terpercaya saja. Mengapa demikian? Karena di dunia maya, seperti kita ketahui, terdapat banyak sekali informasi, baik informasi yang benar dan terpercaya maupun yang hoax. Berhat-hatilah.

Kemampuan Berpikir

Di atas semua riset sederhana yang kita lakukan, yang paling utama adalah kemampuan berpikir kita: kemampuan analisis terhadap seluruh bahan atau informasi yang kita serap.

Kemampuan kita berpikir, yakni dengan menganalis dan berpikir kritislah pada akhirnya memberi nilai pada karya kita. Sedangkan dengan riset, kita memperoleh bahan-bahannya.

Itulah pentingnya riset dalam dunia tulis-menulis. Dunia riset memang harus kita masuki agar menjadi penulis yang mampu menghadirkan karya terbaik.

(I Ketut Suweca, 8 Januari 2022).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun