Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Birokrat Menulis di Media Massa, Mengapa Tidak?

1 Januari 2022   10:07 Diperbarui: 2 Januari 2022   12:26 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi birokrat menulis (Sumber gambar: jannoon028/freepik)

Kalau kepada Anda diajukan pertanyaan seperti judul artikel ini, apa argumen Anda? Mungkin jawaban Anda senada dengan pertanyaan terarah dan retoris pada judul ini: ya, birokrat seyogianya menulis. Mungkin juga terjawab begini: birokrat sudah repot dengan pekerjaannya, mengapa mesti menulis!

Guna membahas hal ini lebih lanjut, terlebih dahulu saya akan menyampaikan sepintas tentang pengertian birokrat.

Setelah itu saya urai mengenai bagaimana seorang birokrat menata kemauan dan mengatur waktu sehingga bisa menuangkan gagasan melalui karya tulis.

Lalu, pada bagian terakhir artikel ini saya akan menjelaskan mengapa birokrat sebaiknya juga menulis.

Siapa Birokrat itu?

Menurut Wikipedia, birokrat adalah anggota dari suatu birokrasi yang menjalan tugas-tugas administrasi dari sebuah organisasi yang seringkali merupakan cerminan atas kebijakan organisasinya. Tetapi, biasanya istilah ini mengacu pada seseorang yang berada di dalam sebuah lembaga pemerintah.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa birokrat adalah seseorang yang bekerja pada lembaga pemerintah, yang kita sebut juga dengan aparatur negara.

Faktor Kemauan

Apakah Anda termasuk mereka yang bekerja di pemerintahan, sebagai aparatur negara? Jika ya, apakah Anda merasa layak, perlu, tepat, relevan untuk menulis di media massa seperti koran atau media online seperti di kompasiana?

Terkait ini, mungkin segera muncul dua pandangan yang bertolak-belakang seperti digambarkan sepintas di awal tulisan.

Pendapat pertama menyatakan bahwa birokrat itu sudah sibuk melayani masyarakat luas, tidak mungkin ada waktu untuk menulis.

Mereka, para birokrat, nyaris setiap hari bekerja. Kalau tidak melakukan aktivitas administrasi pemerintahan di kantor, ya, akan turun ke lapangan, langsung mengurus dan melayani kebutuhan masyarakat.

Dengan kondisi seperti itu, tentu saja mereka tidak ada waktu lagi menulis untuk koran atau media online. Waktu mereka sudah habis untuk meng-handle tugas-tugas kedinasan.

Kalau pun misalnya masih ada hari libur, tentu mereka manfaatkan untuk keluarga dan urusan sosial lainnya. Itulah salah satu pendapat, mengapa birokrat tidak sempat menulis.

Akan tetapi, pendapat kedua menyatakan hal sebaliknya. Birokrat masih bisa kok meluangkan waktunya untuk menulis, kalau mau.

Pendapat kedua ini sepakat bahwa kesibukan birokrat itu pada umumnya cukup padat. Tetapi di luar kesibukan itu, pasti ada waktu yang bisa disisihkan untuk menulis.

Tinggal bagaimana mengatur waktu saja: kapan saatnya menulis, kapan pula saatnya menunaikan tugas sebagai birokrat. Faktor kemauanlah yang terpenting. Ini pandangan yang kedua.

Kapan Waktu Menulis?

Dalam tugas-tugas keseharian, memang birokrat akan suntuk menyusun dan mengeksekusi berbagai program kegiatan di pemerintahan. Tujuannya adalah agar bisa memberi layanan kepada masyarakat dengan baik.

Di luar tugas utama itu, jika mau, tentu ada waktu yang bisa dialokasikan untuk menulis. Ia pasti bisa menyisihkan waktu tanpa harus mengganggu tugas utama di pemerintahan karena itu hal yang mesti diprioritaskan.

Seorang birokrat dapat menyisihkan waktu untuk menulis di pagi hari sebelum mempersiapkan diri berangkat ke tempat tugas. Dia juga bisa mengalokasikan waktu untuk menuangkan ide pada malam hari sebelum tidur.

Jadi, kalau mau, birokrat bisa melakukannya. Bagaimana mengatur waktu, inilah yang perlu   diusahakan. Jadi, sang birokrat mesti pandai mengatur waktu plus ada kemauan untuk menulis.

Mengapa Menulis?

Pekerjaan menulis bagi seorang birokrat tentu tidak asing lagi. Mengapa? Karena, sebagian waktunya dipergunakan untuk kegiatan menulis.

Misalnya pekerjaan membuat surat, menyusun rencana kerja, menyusun laporan dan evaluasi kegiatan di luar tugas lapangan. Birokrat pada umumnya sudah terbiasa menulis karena tuntutan tugas.

Sementara itu, ada banyak media memberikan kesempatan bagi siapa pun untuk menulis sesuai dengan bidang yang menjadi keahlian atau minat, tak terkecuali para birokrat.

Menangkap Kesempatan

Bagi seorang birokrat, kegiatan menulis di media massa bisa menjadi pilihan dan kesempatan untuk mengekspresikan diri. Alasannya?

Pertama-tama, bisa saja seorang birokrat memang berminat dalam dunia tulis-menulis. Passion-nya ada di kegiatan menulis atau mengarang. Jadi, birokrat menulis karena ia memang suka menulis. Menulis menjadi panggilan hatinya.

Jadilah dia birokrat-penulis. Birokrat yang tidak hanya melaksanakan tugas di pemerintahan, bahkan juga menulisakan gagasan-gasannya di media pilihannya.

Memperluas Jangkauan

Media massa, online dan cetak, adalah wahana untuk meneruskan gagasan. Terkait dengan tugas di pemerintahan, mungkin saja ada keterbatasan waktu dan sumber daya lainnya.

Banyak yang harus disosialisasikan, banyak hal yang mesti dijelaskan kepada khalayak. Akan tetapi waktu yang tersedia akan sangat terbatas kalau hanya memanfaatkan jam kantor.

Nah, mengapa tidak  menulis di media massa untuk memberikan informasi dengan jangkauan yang lebih luas?

Jadi, aktivitas menulis bisa menjadi cara untuk melanjutkan upaya menyampaikan informasi masyarakat luas tentang kebijakan pemerintah, baik kebijakan pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Dengan demikian, kian banyak masyarakat yang mendapatkan informasi.

Leluasa dan Kreatif

Birokrat sebagai seorang pribadi, boleh jadi ingin menuangkan pemikiran atau gagasannya sendiri di luar konteks pemerintahan atau kedinasan. Ia ingin merdeka dalam menuliskan ide-idenya sendiri, menuangkan gagasannya untuk dinikmati masyarakat yang lebih luas.

Materinya tidak melulu hal-hal yang berkaitan dengan tugasnya sebagai birokrat, bahkan apa saja yang disukai atau diminati. Dia bisa menulis tentang berbagai topik, apapun itu. Nah, di media massa-lah tempatnya untuk menuangkan dan menyumbangkan pemikiran secara lebih leluasa dan kreatif.

Apakah Anda seorang birokrat yang sudah menyisihkan waktu untuk menulis di media massa cetak atau online? Jika ya, maka saya sampaikan selamat. Anda sudah memberikan sumbangsih pemikiran kepada masyarakat luas. Bukankah ini juga bagian dari tugas melayani?

(I Ketut Suweca, 1 Januari 2022).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun