Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Tips Menulis Artikel Opini yang Menarik dan Mudah Dipahami

15 November 2021   18:36 Diperbarui: 17 November 2021   12:35 1225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis opini (Sumber: Pexels/Ivan Samkov)

Saya perhatikan, di kompasiana banyak penulis yang hebat. 

Mereka piawai menuliskan gagasan atau pengalaman. 

Tulisan dibuat sedemikian rupa sehingga menarik dan mudah dipahami.

Tentu saja kita juga ingin menjadi seperti mereka yang pandai menulis. 

Sulitkah menulis secara menarik? 

Susahkah menulis agar mudah dimengerti maksudnya?

Banyak orang yang berpendapat bahwa menulis yang menarik sekaligus mudah dipahami itu benar-benar tidak mudah.

Nah, sehubungan dengan hal ini, mari kita bahas bagaimana menghasilkan karya tulis seperti yang kita idam-idamkan. Kalau tulisan menarik dan mudah dipahami, tentu akan banyak pembacanya, apalagi isinya bernas.

Belajar dari para penulis senior, saya temukan paling tidak ada 10 tips yang bisa diupayakan agar tulisan kita mudah dipahami, enak dibaca, dan tentu saja menarik.

Pertama, buatlah judul yang menarik.

Dengan melihat judulnya saja, orang tertarik untuk membaca artikel tersebut. Bisakah? Membuat judul yang menarik bukanlah perkara gampang meskipun harus selalu diusahakan.

Judul, pada umumnya, mencerminkan isi artikel. Jadi, perlu dibuat judul yang mencerminkan isi tulisan yang kita susun. Tetapi, pada kenyataannya ada juga judul yang tidak mencerminkan konten, terutama pada tulisan nonfiksi.

Hindari membuat judul yang terlalu panjang. Cukup tujuh hingga sepuluh kata. Kalau terlalu panjang, nanti kesannya malah bertele-tele. 

Membuat judul yang menarik memang gampang-gampang susah. Terkadang berhasil, terkadang juga tidak, sehingga perlu upaya yang lebih keras untuk menemukan yang terbaik.

Ada penulis yang menganjurkan untuk membuat beberapa alternatif judul. Misalnya 4-5 alternatif. Dari semua alternatif itu lalu dipertimbangkan, yang mana yang paling sesuai.

Kedua, susunlah lead yang menggoda.

Lead atau teras tulisan adalah aspek kedua yang penting setelah judul. Lead yang tiada lain adalah alinea pertama artikel. Lead yang menggoda akan menjadi penuntun pembaca untuk meneruskan membaca artikel yang kita buat.

Lead itu bagai etalase, dia mempertontonkan hal-hal yang menarik perhatian orang untuk mengetahui lebih jauh.

Saking pentingnya posisi lead, penulis biasanya akan memikirkan secara matang. Tidak sekali konsep, melainkan berkali-kali sampai dia menemukan kalimat-kalimat yang tepat. 

Diperlukan upaya yang sungguh-sungguh untuk menyusun lead yang menggoda pembaca untuk melanjutkan membaca sebuah artikel.

Ketiga, pilih lebih banyak kata-kata aktif.

Dibandingkan dengan kata-kata pasif (kata kerja berawalan di), pilihlah kata-kata aktif (kata kerja berawalan me). Dengan memilih kata yang aktif, maka artikel yang kita bangun akan terasa lebih hidup.

Namun demikian, bukan berarti tidak boleh menggunakan kata-kata pasif. Boleh saja, akan tetapi porsikan dikurangi, lebih banyak kata-kata aktif dalam tulisan yang kita susun.

Daripada menggunakan kata dipukul, lebih baik menggunakan kata memukul dengan mengubah pola kalimatnya. Daripada memakai kata ditulis, lebih baik menggunakan kata menulis.

Ilustrasi tips menulis artikel (Sumber gambar: freepik)
Ilustrasi tips menulis artikel (Sumber gambar: freepik)

Mereka yang memiliki kepekaan dalam berbahasa, akan merasakan perbedaan kata pasif dengan kata aktif. Yang aktif terasa lebih kuat, lebih berdaya, lebih hidup.

Keempat, pilih kata yang kuat.

Memilih kata yang akan digunakan dalam tulisan juga memerhatikan kekuatan (power) kata yang bersangkutan. Hal ini penting dalam rangka menggedor pintu hati pembaca, mempersuasi pembaca.

Misalnya, ada sederet kata seperti ini: melihat, memandang, memerhatikan, menyaksikan, mengamati, dan memelototi. 

Kata yang mana menurut Anda lebih kuat? Tentu saja kita harus mempertimbangkan juga konteksnya dalam kalimat.

Kelima, variasikan penggunaan kata.

Terkadang kita lupa membuat variasi dalam penggunaan kata dalam sebuah artikel. Alhasil, terdapat satu-dua kata yang kita pergunakan secara berulang-ulang. Akibatnya, tulisan kita cenderung monoton dan membosankan!

Setiap orang kadangkala merasa dekat dengan kata-kata tertentu sehingga kalau yang bersangkutan menulis secara otomatis kata-kata tersebutlah yang keluar. Pengulangan kata secara berlebihan patut kita hindari. Sebaliknya, buatlah variasi dalam tulisan.

Dalam hal ini kita bisa gunakan kata-kata yang bersinonim. Misalnya, sekali waktu kita gunakan kata marah, berikutnya kata kesal, berikutnya kata murka. 

Kita bisa memakai kata pusing, sakit kepala, dan mumet. Sekali lagi, mesti disesuaikan dengan konteksnya sehingga tepat penempatannya.

Keenam, lengkapi dengan pengandaian.

Nah, ini salah satu cara untuk menarik perhatian pembaca. Gunakan pengandaian, perumpamaan atau peribahasa. Misalnya Anda ingin mengungkapkan orang yang sedang ditimpa kemalangan bertubi-tubi dengan ungkapan sudah jatuh tertimpa tangga pula.

Lalu, Anda mengatakan kebakaran jenggot terhadap mereka yang merasa tersindir oleh ucapan seseorang. Anda menggunakan sesuatu yang sama (identik) dengan menuliskan ungkapan setali tiga uang.

Pengandaian seperti ini bisa dikembangkan ke dalam kalimat yang lebih panjang. Misalnya kita ingin mengatakan orang yang tidak kunjung menyelesaikan skripsinya dengan mengandaikan seperti mobil yang lama didiamkan sehingga accu-nya sudah mati.

Ketujuh, manfaatkan tanda baca.

Mungkin terasa aneh, kok tanda baca bisa membuat sebuah artikel menjadi menarik? Ya, tidak salah lagi! Anda bisa memberdayakan tanda baca untuk memberi variasi pada tulisan Anda.

Tanda baca ada beberapa, antara lain tanda tanya (?), tanda seru (!), dan tanda petik ganda ("..."). Bagaimana menggunakannya?

Ada banyak contoh artikel di kompasiana yang memanfaatkan tanda baca dengan demikian baiknya. Anda yang belum mencobanya, silakan diterapkan pada tulisan berikutnya dan rasakan sensasinya!

Tentang penggunaan tanda baca dan manfaatnya sudah banyak ditulis di berbagai buku tentang tata bahasa. Silakan dipelajari dan didalami cara penggunaannya sehingga tulisan Anda mengalir dan berirama.

Kedelapan, terapkan efisiensi kata.

Saya belajar tentang efisiensi kata dari tokoh pers kawakan yang dimiliki Indonesia, yaitu H. Rosihan Anwar. 

Di dalam bukunya yang berjudul Bahasa Jurnalistik dan Komposisi, Rosihan mengemukakan tentang ekonomi kata.

Makna ekonomi kata tiada lain efisiensi dalam penggunaan kata. Dengan prinsip efisiensi kata, maka tidak ada kata-kata yang mubazir. Semua kata yang membangun sebuah kalimat memiliki perannya masing-masing. Tidak ada kata yang tidak perlu.

Untuk membuktikannya, Anda bisa mencabut sebuah kata dari sebuah kalimat. Perhatikan, apakah kalimat itu menjadi tidak jalan? Terasa tersendat karenanya?

Misalnya, kata telah, "Presiden telah hadir dalam pertemuan kemarin." Kata telah bisa dihilangkan tanpa kehilangan makna kalimat.

Mengapa dihilangkan? Kata kemarin sudah mencerminkan sesuatu yang sudah terjadi. Jadi, cukup dengan menulis, "Presiden hadir dalam pertemuan kemarin."

Satu lagi, kata daripada. Misalnya, ungkapan "... keterangan daripada Menteri Kominfo." Kata daripada dalam kalimat tersebut bisa dihapus dan peletakannya memang salah.

Kesembilan, perkuat tulisan dengan mengutip ungkapan tokoh.

Apa yang ditulis atau diucapkan tokoh terkenal bisa menambah penguatan pada sebuah artikel. Akan tetapi, pemuatan ucapan tokoh atau figur tersebut jangan sampai berlebihan. Cukup satu atau dua ungkapan sang tokoh saja dalam satu tulisan.

Di samping itu, yang tidak kalah pentingnya adalah penempatan kalimat sang tokoh. Sesuaikan penempatannya di dalam kalimat sehingga penyisipan ungkapan sang tokoh tepat pada tempatnya.

Kesepuluh, ending yang mengesankan dan mengunci.

Apa yang bisa kita lakukan ketika akan mengakhiri sebuah artikel? Para penulis berpengalaman menyarankan agar kita membuat alinea penutup atau ending yang mengesankan. 

Ending tulisan opini pada umumnya mengarah pada kesimpulan dan terkadang juga memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. 

Di samping itu, ending hendaknya juga mengunci artikel yang Anda tulis. Artinya, pada ending itulah penulis membuat kesimpulan sekaligus menuntaskan artikel.

Nah, itulah sepuluh tips praktis cara menulis artikel yang menarik dan mudah dipahami. Apakah artikel ini cukup membantu? Kalau ya, yuk terapkan dalam praktik penulisan.

(I Ketut Suweca, 15 November 2021).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun