Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama FEATURED

Paradigma Baru Perpustakaan, Upaya Menuju Modernisasi

29 Juni 2021   21:00 Diperbarui: 19 Mei 2022   09:38 2733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pustakawan merapihkan tumpukan buku-buku di Perpustakaan Nasional di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (8/11/2017). (KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG)

Misalnya, dalam satu areal, ada perpustakaan, ada pendidikan PAUD, ada aktivitas karang taruna, ada latihan berkesenian. Ada pula pelatihan bahasa Inggris dan pelatihan keterampilan lainnya.

Jadi, aktivitas yang dilakukan tidak melulu membaca, bahkan juga kegiatan lainnya yang saling menguatkan dan melengkapi.

Dengan demikian, akan kelihatan bahwa perpustakaan inklusi yang mendukung semua aktivitas yang ada demi terciptanya generasi yang cerdas, terampil, dan pandai bergaul.

Kelima, tidak berhenti di tingkat pengetahuan.

Orang membaca pertama-tama untuk meningkatkan pengetahuan. Para siswa dan mahasiswa melakukan hal itu dengn motivasi untuk meningkatkan pengetahuan, baik yang berkaitan dengan tugas sekolah maupun tidak.

Perkembangan perpustakaan tidak melulu mengharapkan hanya capaian tingkat pengetahuan yang semakin bertambah kendati hal ini sangat penting dan strategis bagi kemajuan anak bangsa.

Kini dan nanti perpustakaan diharapkan bisa mendorong upaya pemberdayaan (empowerment) masyarakat pembaca atau pemustaka.

Maksudnya? Begini. Pemustaka tergerak untuk mengimplementasikan apa yang diperolehnya dari bahan bacaan. Bentuk implementasinya bisa bermacam-macam.

Misalnya, siswa dan mahasiswa menjadi aktif menulis. Tidak lagi merasa cukup hanya dengan membaca buku, mereka pun akhirnya tergerak untuk menulis.

Mereka bisa mencoba kemampuan menulisnya di koran dinding bahkan di media yang jangkauannya lebih luas seperti di blog dan koran.

Demikian pula masyarakat umum yang menjadi pemustaka aktif. Mereka bisa menerapkan berbagai keterampilan yang dipelajarinya dari buku-buku itu untuk dipraktikkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun