Diary, engkau lihat apa yang salah dengan kalimat pendek di atas? Tidak ada yang salahkah? Ya, kelihatannya, secara sepintas, tidak ada yang keliru. Akan tetapi, mari perhatikan penjelasan ini.
Sebenarnya kekeliruan kalimat di atas erat kaitannya dengan kesalahan penyusunan kalimat, yaitu tentang rincian yang sejajar.
Kalimat di atas mengandung makna, ia lebih senang makan daging ayam dan kambing pun senang makan daging ayam. Padahal, bukan begitu maksud si penulis.
Sebaiknya kalimat itu diubah menjadi begini.
Ia lebih senang makan daging ayam daripada makan daging kambing.
Selanjutnya, mari kita lihat contoh kalimat yang kedua berikut ini. Kalimat ini tampak tidak bermasalah, tetapi sebetulnya memiliki kesalahan yang cukup mengganggu.
Mayat  wanita itu sering mondar-mandir
Penulisnya ingin menyampaikan bahwa semasih wanita itu hidup, ia sering mondar-mandir. Akan tetapi, yang tertulis seperti di atas. Mungkinkah ada mayat wanita masih bisa bahkan  sering mondar-mandir? Tidak mungkin, bukan? Kalau pun misalnya ada, duh ngeri!
Maksud si penulis, wanita itu semasih hidup sering mondar-mandir, bukan setelah menjadi mayat. Lalu, bagaimana engkau mengubah kalimat tersebut agar sesuai nalar?
Kita teruskan ke contoh yang ketiga. Contoh ini tidak kalah menariknya untuk kita cermati.
Musyawarah itu harus mampu merumuskan konsep untuk mengejar ketertinggalan dalam bidang ilmu dan teknologi.