Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mayat Wanita Itu Sering Mondar-mandir!

5 Maret 2021   20:28 Diperbarui: 6 Maret 2021   03:32 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membuat tulisan bernalar (Sumber: mujerde10.com)

Diary, apa kabarmu? Beberapa hari ini aku tidak menjengukmu. Semoga engkau sehat-sehat saja ya. Terkadang aku sengaja tidak mengunjungimu selama beberapa hari agar engkau merindukanku, he he he. Kalau setiap hari aku berkunjung, khawatir engkau bisa bosan.

Kamu pasti bertanya, mengapa aku membawa-bawa mayat wanita ke dalam judul tulisan. Memangnya nggak ngeri membacanya? Memangnya sedang doyan cerita horor, seperti terjadi pada para zombie dalam film Kingdom?

Akan tetapi, bersabarlah dulu. Kita tidak sedang berbicara tentang film horor atau sejenisnya. Aku ingin mengajakmu berbincang yang ringan-ringan saja. Apalagi kalau bukan tentang penalaran dalam bahasa Indonesia.

Penalaran? Ya, kita berbicara tentang penalaran. Penalaran itu kurang-lebih berarti proses berpikir untuk menghubung-hubungkan fakta sehingga sampai pada suatu kesimpulan. Moeliono menyebut penalaran itu sebagai proses mengambil simpulan (conclusion) dari bukti atau petunjuk.

Kaitannya dengan tulis-menulis, kalimat yang kita susun haruslah dilandasi dengan penalaran. Artinya, mesti dilandasi dengan pemikiran jernih dan logis. Kalau pemikiran sedang kusut atau ruwet, maka akan sulit bagi kita untuk membuat kalimat yang sesuai dengan nalar.

Kalimat bernalar tiada lain adalah kalimat yang benar dan logis. Kesalahan dalam penalaran bisa sangat mengacaukan pembentukan kalimat dalam sebuah artikel.

Mari kita lihat tiga contoh sederhana berikut ini. Contoh ini bersumber dari karya Prof. Zaenal Arifin, ahli bahasa yang dimiliki Indonesia.

Niat saya menuliskan hal ini hanyalah untuk berbagi pemahaman kepadamu dan kepada para sahabat di sini. Siapa tahu bisa bermanfaat.

Yuk kita mulai dengan contoh pertama. Perhatikanlah kalimat berikut ini.

Ia lebih senang makan daging ayam daripada kambing

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun