Kendati mampu menyelesaikannya, aku merasa masih sangat banyak memiliki kekurangan. Beberapa topik masih bisa kukuasai, beberapa topik lain kutulis dengan penguasaan materi yang sangat terbatas. Jadi, kualitas tulisanku pun jelek.
Belum lagi aku lupa mencantumkan label dengan kata-kata tertentu yang ditentukan admin ketika meng-input artikel. Aku malah membuat label berdasarkan pemikiran sendiri. Seingatku, kesalahan pelabelan itu  paling tidak dua kali. Setelah tayang, baru kusadari bahwa aku sudah melakukan kesalahan. Tetapi, bagaimana lagi? Artikel yang sudah tayang tidak bisa diedit!
Dalam blog competition itu aku tidak mendapatkan juara (utama), kecuali menjadi salah seorang pemenang harian dengan konten terbaik untuk tanggal 14 Januari 2021.
Aku mensyukuri hal ini dan menyampaikan terima kasih kepada penyelenggara yang sudah memberikanku kesempatan berpartisipasi. Aku juga menyampaikan terima kasih kepada semua kompasianer yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan. Kuucapkan selamat dan sukses kepada para sahabat yang berhasil menjadi pemenang.
Diary yang baik, kita sudahi dulu cerita kita tentang blog competition itu ya. Yuk kita cerita tentang bagaimana caraku menghilang selama 4 hari.
Selama 4 hari itu aku menghadapi padatnya pekerjaan. Mungkin dalih saja ya, tetapi ini nyata. Datangnya pekerjaan itu numplek blek, sekaligus. Pekerjaan di kantor lumayan banyak dan menyita waktu, sementara itu pekerjaan di kampus juga membutuhkan atensi.
Saat itu aku tengah memberikan ujian akhir semester sekaligus merekap nilainya kemudian. Di samping itu, aku harus melengkapi pernak-pernik administrasi lainnya yang diperlukan dan menyetorkannya ke kampus tempatku mengajar.
Aku mengajar di empat kelas dengan jumlah mahasiswa pada setiap kelas lumayan banyak. Jadi, ya, ekstra menguras waktu dan tenaga untuk memeriksa dan memberikan nilai kepada para mahasiswa sekaligus menggabungkannya dengan nilai tugas dan ujian tengah semester. Nah, sudah ketahuan repotku, bukan?
Diary, terkait dengan kegiatanku menghadiri undangan baru-baru ini, aku punya sedikit cerita. Sampai saat ini aku masih teringat dengan kalimat pembawa acara pada sebuah acara resmi.
Ia bilang begini, "Kini tibalah saatnya kita mendengarkan sambutan Kepala Badan Kepegawaian. Â Waktu dan tempat kami persilakan."
Kata-kata pembawa acara itu masih terngiang-ngiang di kepalaku hingga sekarang. Sebelum itu aku juga pernah mendengarkan kalimat yang hampir sama.