Negara-negara lain seperti Singapura, Jerman, Perancis, dan Korea Selatan juga menggelar Pemilihan Umum di masa pandemi. Tentu dengan penerapan protokol kesehatan dengan baik.
 Risiko Tertular Covid-19
Kendati ketentuannya sudah jelas dan gamblang, bisakah dijamin bahwa kegiatan yang berkenanan dengan pemungutan suara yang menghadirkan banyak orang dalam kaitannya dengan perhelatan politik ini, tidak mengakibatkan penularan Covid-19, bahkan kluster baru?
Peluang munculnya kluster baru tetap saja ada jika protokol kesehatan dilanggar. Saat pertemuan atau kegiatan seperti disebutkan di atas, aspek jaga jarak (physical distancing) akan sulit diterapkan. Terlebih-lebih dilakukan di dalam ruangan yang terbatas atau sempit, misalnya.
Belum lagi berbicara mengenai protokol kesehatan lainnya, seperti pemakaian masker. Dalam keseharian kita menemukan masih ada warga masyarakat yang mengenakan masker sekadarnya saja.
Misalnya, masker dibiarkan menempel hanya menutupi dagu, sementara mulut dan hidung tak tertutup dengan baik. Ini sangat riskan menimbulkan bahaya penularan karena virus tersebar melalui droplet seseorang. Jika tidak ditulari, mungkin juga menulari.
Belum lagi jika berbicara tentang mencuci tangan memakai sabun di air mengalir atau minimal dengan menggunakan handsanitizer.
Bukan tidak mungkin di lapangan hal ini kurang mendapat perhatian. Kendati difasilitasi, kalau kurang mendapat atensi dan pengawasan yang ketat dalam pelaksanaannya, sungguh sangat berisiko.
Beberapa kasus menunjukkan bahwa kluster baru banyak terjadi pada kerumunan orang. Kerumunan adalah keadaan yang memungkinkan orang tertular covid-19 karena persoalan  menjaga jarak sulit dipenuhi.
Mengantisipasi Ancaman
Lantas, bagaimana mengantisipasi mengatasi ancaman Covid-19 saat Pilkada serentak 2020 ini?
