Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mengintip Isi 3 Buku Baru, Mau Tahu tentang "Ikigai" Jepang?

10 Oktober 2020   15:58 Diperbarui: 11 Oktober 2020   18:02 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiga buku baru (dok. pribadi).

Kemarin malam saya berkeliling kota sejenak. Maklum saja, sudah 3 minggu kendaraan di rumah hanya menjadi penghuni garase, tak pernah saya bawa keluar. Khawatir aki-nya bisa rusak lantaran didiamkan dalam waktu relatif lama, akhirnya saya memutuskan membawanya jalan-jalan.

Menemukan Dagang Bakso

Ke mana tujuan saya kali ini? Hanya ada dua. Pertama, menemukan dagang bakso. Untuk maklum, saya dan keluarga sesekali ingin menikmati bakso, he he he. Tapi, apa lacur, warung pertama yang penulis kunjungi ternyata tutup.

Lalu, ke mana ya? Ada satu lagi pedagang bakso ayam favorit kami. Kalau di tempat ini dijamin baksonya pasti enak. Diberi semangkok bisa jadi minta dua mangkok, he he he. Ayo, siapa suka bakso? Akhirnya, saya pun meluncur ke situ. Eh, beruntung warungnya masih buka.

Setelah membeli dua bungkus bakso, saya pun bergegas ke toko buku. Ini tujuan kedua. Toko buku yang satu ini acapkali sepi pengunjung. Entah mengapa, animo masyarakat membaca buku cetak khususnya tampaknya sangat kecil. Berbeda halnya dengan membaca sumber informasi di internet melalui situs atau facebook, misalnya.

Begitu tiba di toko buku, saya hanya menemukan dua orang pengunjung yang sedang melihat-lihat buku yang terpajang di situ. Saya pun langsung melihat beberapa lapak tempat buku-buku dipajang. Ada buku-buku baru dan ada juga buku-buku laris.

Itulah dua lapak utama yang pasti saya perhatikan setiap kali ke toko buku. Di lapak buku-buku baru, saya menemukan buku terbitan baru. Rupanya lumayan banyak buku-buku baru yang diterbitkan, bahkan beberapa diantaranya ber-angka tahun 2020.

Selanjutnya di lapak kategori buku laris, saya temukan sejumlah buku yang best seller, baik nasional maupun internasional. Beberapa buku yang dipajang di situ sudah saya miliki, termasuk kedua karya Mark Manson. Buku karya Francine Jay berjudul Seni Hidup Minimalis juga terpajang di situ.

Filosofi Teras

Di antara sekian banyak buku itu, ada tiga buku yang menarik perhatian saya dan "memaksa" saya membelinya. Tentu saja ketiga buku itu terbilang buku-buku yang laris. Mari saya perlihatkan sepintas saja.

Pertama, buku terbitan Kompas dengan judul Folosofi Teras. Buku seukuran novel ini ditulis oleh Henri Manampiring, seorang praktisi periklanan. Sepintas saya perhatikan, buku berketebalan 312 halaman ini menggunakan bahasa milenial. Gaya penulisannya pun terlihat kekinian, dilengkapai dengan gambar-gambar ilustrasi yang menarik.

Sepertinya buku ini potensial disukai oleh pembaca dari kalangan muda. Mungkin penulisnya berusaha menarik perhatian calon pembaca dengan menggunakan bahasa kekinian, mengingat buku ini terbilang buku berat karena berbasis pada filsafat Yunani dan Romawi Kuno yang dikaitkan dengan pengembangan diri.

Kedua, buku yang berjudul Getting to Yes. Penulisnya ada tiga orang, yaitu Roger Fisher, William Ury, dan Bruce Patton. Buku terbitan Gramedia cetakan kelima, Maret 2020 ini menyajikan strategi yang ringkas untuk mencapai kesepakatan yang dapat diterima semua pihak dalam berbagai macam bentuk, entah melibatkan orangtua dan anak, tetangga, atasan dan bawahan, pelanggan dan perusahaan, dan lainnya. Buku ini berisi tentang seni melobi dan bernegosiasi. 

Hebatnya, buku ber-cover biru berketebalan 314 halaman ini telah dicetak lebih dari 5 juta copy dalam 35 bahasa. Hal ini memberikan petunjuk bahwa buku ini laris di seluruh dunia.

Belajar Ikigai dari Orang Jepang

Ketiga, buku yang berjudul IKIGAI, Rahasia Hidup Bahagia dan Panjang Umur Orang Jepang. Buku ini kelihatannya spesial sekali, kulitnya dibuat hardcover sehingga membuat buku ini lebih menarik. Penulisnya dua orang, yakni Hector Carcia dan Francesc Miralles.

Dilihat dari nama penulisnya, saya yakin, keduanya bukan orang Jepang. Sepintas saya baca buku ini memperlihatkan betapa pentingnya mengikuti Ikigai.

Orang Jepang percaya, setiap manusia memliki ikigainya sendiri-sendiri, yakni alasan kita hidup di dunia. Semacam tugas kehidupan yang membuat kita selalu semangat menjalani hidup, apa pun kondisinya.

Buku terbitan renebook cetakan kedua, Maret 2020 ini tampaknya memang istimewa. Melalui buku ini kita bisa belajar tentang apa itu ikigai sekaligus belajar sedikit tentang pola hidup orang Jepang.

Mohon ijin saya akan membacanya terlebih dahulu. Setelah itu saya pertimbangkan untuk memperkenalkannya isinya kepada pembaca.

( I Ketut Suweca, 10 Oktober 2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun