Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Ingin Menjadi Karyawan Unggul dan Andal? Tak Ada Rahasianya Kecuali Ini!

10 Juli 2020   18:05 Diperbarui: 12 Juli 2020   08:35 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://id.pinterest.com/pin

Banyak orang ingin menjadi karyawan unggul di tempat kerja mereka. 

Banyak orang yang berniat menjadi pegawai andalan. 

Tidak kurang pula yang ingin menjadi kedua-duanya: menjadi unggul sekaligus andal. 

Lalu, apa yang harus dilakukan?

Melakukan Hal yang Berbeda

Kalau kita menghendaki hasil yang berbeda, seharusnya kita melakukan hal-hal yang berbeda pula, termasuk dalam hal pola pikir (mindset). Mustahil sebuah hasil akan berbeda jika kita melakukan hal yang sama dengan sebelumnya secara terus-menerus. Hasil yang berbeda, yang selaras dengan keinginan akan menjadi kenyataan apabila kita berpikir, bersikap, dan berperilaku selaras dengan apa yang kita inginkan.


Kita boleh ingin meningkat karier, misalnya, tapi jika kita sering indisipliner, ya, keinginan itu hanya tinggal keinginan. Kita bisa saja berangan-angan berpenghasilan meningkat, tapi jika kita tetap saja senang bermalas-malasan, ya, siapa yang sudi membayar lebih?

Mari kita mulai dengan melihat secara saksama hal-hal apa yang paling mendasar dan utama dalam berkarier terutama jika ingin menjadi karyawan yang unggul sekaligus bisa diandalkan. Menjadi karyawan seperti itu tak bisa didapat secara instant, karena ini menyangkut proses pembelajaran diri, dari kebiasaan lama yang mungkin tidak atau kurang mendukung menuju kebiasaan baru yang berkesesuaian.

Terdapat tiga nilai (value) utama yang harus menjadi mindset sekaligus diwujudkan dalam praktik kehidupan sebagai karyawan. Apakah itu?

Nilai Tertinggi: Integritas

Pertama, integritas. Nilai ini merupakan bagian terpenting dari kualitas seorang karyawan. Jika orang merekrut karyawan, nilai integritas inilah yang menjadi landasan utama. Nilai-nilai lainnya tak akan berguna kalau tanpa dilandasi integritas.

Integritas menyangkut kejujuran, tanggung jawab, kepercayaan (trust) dan dapat diandalkan. Kesesuaian antara apa yang dipikirkan, dikatakan dan dilakukan, mencerminkan integritas seseorang. Ketika proses seleksi karyawan dilakukan, faktor integritas tak boleh dinomorduakan apalagi diabaikan, karena jika dibiarkan lolos, ia akan menjadi duri dalam daging di tempatnya bekerja.

Nah, siapapun juga yang ingin menjadi karyawan unggul dan andal dan memiliki karier yang cemerlang harus berbekalkan integritas diri. Tanpa ini, tak seorang pun bisa percaya kepadanya secara konsisten. Lalu, bagaimana mengasahnya?

Pertama-tama, sadari benar bahwa nilai ini demikian pentingnya; ini menyangkut harkat dan martabat diri sang empunya. Tak ada hal apapun yang berhasil menggoda untuk mengabaikan nilai sepenting ini. Selanjutnya, latihlah diri sendiri untuk selalu berupaya menegakkan integritas diri terhadap setiap godaan, ajakan, iming-iming yang membuat kita berpaling dari nilai ini. Kemudian, tetaplah berpegang pada integritas itu; sebuah nilai yang mesti dijunjung tinggi dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Membutuhkan waktu? Pastinya, ya. Dan, konsistensi.

Memberikan Layanan Lebih

Kedua, melayani lebih. Berkaitan dengan melayani lebih, saya ingin memulainya dengan tipe-tipe karyawan. Jika dikelompokkan, ada tiga tipe karyawan sesuai dengan pandangan dan respon mereka terhadap pekerjaan atau tugas yang diberikan kepadanya.

Yang pertama adalah karyawan yang berusaha bekerja seminimal mungkin. Jika memungkinkan, ia akan mangkir dari tugas yang diberikan. Kalau pun akhirnya mau bekerja, maka jarang pekerjaannya sampai tuntas, ya, sekadar kelihatan bekerja saja.

Tipe yang kedua adalah karyawan yang hanya mengerjakan tugas yang diberikan. Di luar itu, dapat dipastikan ia menolak. Ia akan bilang itu bukan tugas dan tanggung jawabnya. Karyawan seperti itu benar-benar membatasi diri dengan pekerjaan yang diberikan atasan kepadanya, itu pun harus sesuai dengan job description-nya. Dan, kualitas pekerjaaannya berada di level standar minimal. Di luar itu, no way.

Selanjutnya, tipe yang ketiga adalah pegawai yang memilih memberikan layanan lebih. Maksudnya, ia tak mau bekerja asal bekerja seperti kedua tipe sebelumnya, melainkan dia akan memilih bekerja lebih baik, termasuk di dalamnya memberikan layanan lebih dibandingkan dengan yang dilakukan oleh karyawan lainnya.

Misalnya karyawan ini diberikan tugas dengan batas waktu 2 hari. Ia tak mau bersandar pada deadline itu, bahkan dia berusaha menyelesaikannya lebih awal, misalnya diselesaikan dalam satu hari, bukannya dua hari.

Contoh berikutnya, karyawan tipe ini ditugaskan mengerjakan suatu pekerjaan tertentu, maka ia akan berusaha mengerjakannya dengan sebaik-baiknya. Mengusahakan sedemikian rupa agar hasilnya semaksimal mungkin, bukan asal selesai. Ia pun akan meminta tugas berikut yang bisa dikerjakannya lagi.

Terkait dengan layanan lebih, saya ingin mengambil pengandaian dari pacuan kuda. Jika ada empat kuda berpacu menuju garis finish, menurut Anda mana kuda yang akan menjadi pemenang? Apakah kuda yang larinya melesat jauh meninggalkan kuda-kuda lainnya? Apakah kuda yang memiliki kekuatan yang luar biasa sehingga tak mungkin terkejar oleh kompetitornya?

Kendati mungkin jawaban Anda, ya, tapi sejatinya tidaklah harus demikian. Maksudnya? Ya, kuda pemenang adalah kuda yang moncongnya sedikit lebih di depan dibandingkan dengan moncong kuda lainnya. Tak mesti jauh-jauh jaraknya, cukup sejengkal saja, sudah memenuhi persyaratan untuk bisa menjadi pemenang!

Apa artinya itu? Jika Anda adalah karyawan tipe ketiga yang ingin maju dalam karier, Anda tak perlu berbuat terlalu berlebihan dalam segala hal yang untuk memuaskan atasan atau bos Anda. Cukup memberikan layanan "semoncong kuda" pelayanan yang sedikit lebih daripada yang pada umumnya orang lakukan.

Saya pernah menemukan sebuah toko buku yang memberi layanan lebih. Pertama-tama, toko tersebut memberikan diskon 10 persen dari harga buku kepada para pembeli. Kalau diskon mungkin hal biasa diberikan kepada pembeli. Tapi, setelah itu, pelayan toko juga menawarkan sekiranya pembeli ada yang mau disampulkan bukunya dengan sampul plastik transparan secara gratis.

Sudah dapat diskon, buku yang dibeli disampulkan pula. Siapa pelanggan yang tak terkesan dengan layanan seperti ini? Pantas saja toko ini ramai pembeli.  

Demikian juga dengan karyawan unggul dan andal. Selalu usahakan memberikan layanan lebih dalam bidang pekerjaan apapun yang ditugaskan. Dengan demikian, Anda akan mencuri perhatian sang pemegang policy untuk Anda menerima lebih, termasuk dalam meraih kemajuan dalam karier.

Menjaga Hubungan Baik

Ketiga, jaga hubungan baik. Hubungan baik dengan lingkungan kerja dan sekitarnya menjadi hal penting dalam usaha menjadi karyawan andal dan unggul. Kita tidak bisa maju dengan hanya mengandalkan diri sendiri. Orang lain pasti berperan, entah itu bos atau atasan, teman sejawat, atau pun bawahan kita. Di samping itu, hubungan baik dengan pihak-pihak di luar perusahaan juga mesti dijaga. Mereka semualah yang akan menjadi pendukung bagi keberhasilan kita.

Selalulah berusaha membantu orang-orang di sekitar. Membantu untuk hal-hal yang positif dan selaras dengan peraturan dan etika yang berlaku, tentu saja. Ringan tanganlah menolong siapa pun pada setiap kesempatan. Usahakanlah selalu menanam kebaikan pada sebanyak mungkin orang.

Sampai di sini saya teringat dengan apa yang dikatakan Hideyoshi, pemimpin legendaris Jepang yang terkenal itu. Dikatakan, "Tidak ada yang bakal tumbuh di lahan yang tidak terawat. Pohon ek yang terkuat pun akan roboh bila tanah tak memberinya makan."

 "Siapa pun yang kau temui dalam perjalananmu ke puncak kepemimpinan, dari prajurit yang paling rendah sampai pejabat paling berkuasa, adalah tanah tempat kariermu bakal tumbuh -- atau bakal layu dan mati. Jaga hubungan dengan orang yang kau temui, dan suatu saat nanti mereka akan membantumu."

"Peliharalah asetmu yang paling berharga: jaringan personal," tambahnya. Hideyoshi menyapa setiap orang dengan senyum, selalu berusaha mencari sisi baik dari setiap orang dan memberikan pujian.

( I Ketut Suweca, 10 Juli 2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun