Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis sebagai Terapi Kesehatan

18 Juni 2020   18:46 Diperbarui: 18 Juni 2020   19:09 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://id.pinterest.com/pin/257479303684694639/

Yang paling saya rasakan manfaatnya dari kegiatan menulis yang berkaitan dengan aspek psikologi adalah kegairahan hidup. Bisa menulis hal-hal yang bermanfaat bagi orang lain, sungguh menyemangati.

Memberi Gairah dan Semangat Hidup

Bisa menulis hal-hal yang selama ini terpendam sebagai gagasan di dalam ruang pikiran dan perasaan, sangat membebaskan, membuat plong. Kegairahan dan semangat berkaryalah yang sering saya rasakan dari kegiatan menulis.

Bisa menyelesaikan sebuah artikel dengan baik sudah menyenangkan. Kemudian, ketika artikel tersebut dimuat di sebuah media, lebih menyenangkan. Lalu, mendapatkan honorarium, juga menyenangkan, he he he. Atau, dibaca dan mendapat tanggapan positif dari para pembaca, kian berlimpah lagi  kegembiraan yang saya dapatkan.

Kesenangan demi kesenangan itu terakumulasi sedemikian rupa sehingga memberikan semangat untuk terus menulis. Goal utama sejatinya adalah dengan menulis saya merasa bisa berbagi kebaikan bagi orang lain, sekecil apa pun itu.

Medan untuk berbuat kebaikan sangat banyak, dan menulis hanyalah salah satu di antaranya. Beruntunglah saya dan kita semua yang memiliki keterampilan menulis sehingga secara leluasa kita bisa berbagi pengalaman, pendapat, pengetahuan melalui tulisan kepada para pembaca.

Menulis sebagai Terapi Kesehatan
Tapi, jangan lupa, di samping kebermanfaatan untuk orang lain, menulis juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan si penulis sendiri. Aktivitas menulis ternyata berpengaruh positif terhadap kesehatan. Maka, untuk tetap sehat tetaplah menulis. Demikian juga, untuk membantu kesembuhan dari gangguan kesehatan, tetaplah menulis.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan para ahli memang menulis sangat baik bagi kesehatan. Mari kita lihat beberapa hasil penelitian dan pendapat para ahli berikut ini.

Ilmuwan Fatima Mersini, mengatakan bahwa menulis merupakan forum terbaik untuk menumpahkan apa saja yang menjadi gangguan pikiran dan perasaan. Menulis menurutnya dapat meningkatkan kualitas kesehatan, dapat menjadikan tubuh terbebas dari penyakit kronis. "Menumpahkan gagasan dalam bentuk teks merupakan terapi yang menyembuhkan berbagai penyakit," tambahnya.

Selanjutkan, Pennebacker menyatakan bahwa lusinan penelitian telah membuktikan bahwa kebanyakan orang yang pernah memiliki trauma buruk di masa lalunya akan menjadi lebih baik dan lebih sehat setelah menulis.

"Pada intinya, bagi yang mengalami keguncangan jiwa atau mengalami depresi, bergegaslah menulis. Menulislah secara sangat bebas tanpa memedulikan struktur kalimat dan tata bahasa! Niscaya Anda akan terbebas dari deraan batin," tegas Pennebacker.

Meringankan Beban Karena Kanker
Berikutnya ada pula Susan Bauer-Wu, peneliti dari Harvard University, yang memberikan terapi kepada pasiennya yang disebutnya dengan terapi jurnal atau menulis ekspresif. Dikatakan, selama ini pengidap penyakit kanker hanya melakukan psikoterapi dan mengonsumsi obat-obatan antidepresan.

Susan mengatakan, meluangkan waktu selama 30 menit setiap hari untuk menulis membuat pengidap kanker merasa lebih baik, baik secara fisik maupun mental. "Banyak orang terkejut dengan hasil penelitian ini. Akhirnya, orang yang merasa enggan karena tidak pandai menulis mulai mencoba dan merasakan manfaatnya," ujar Susan.  

Pada terapi tersebut, pasien diminta mencurahkan seluruh perasaan mereka, baik tentang ketakutan yang dihadapi, hal-hal yang mengganggu pikiran maupun harapan-harapan mereka. Dengan begitu, pasien terhindar dari stres yang berkepanjangan.

Menurut Susan, jurnal harian bisa ditulis dengan media pena dan kertas. Bisa pula dengan menggunakan komputer. "Yang penting, bisa menulis dengan nyaman dan bebas. Tak perlu khawatir dengan baik-buruk tulisan. Tulis saja apa yang ada di dalam pikiran," ujarnya.

Menulis di Buku Harian
Selanjutnya, Sandra Lee Schubert, seorang pelatih meditasi, spritualis, yang memfasilitasi program "wild angel" di Katedral St. John di New York, menyampaikan bagaimana caranya agar dengan menulis agar orang bisa tertolong dari sakitnya.

 "Mulailah secara sederhana: belilah sebuah buku harian atau buku catatan yang tidak terlalu mahal dan pilihlah sebuah pena favorit. Tentukan waktu keramat untuk diri Anda saat di mana Anda tidak mau diganggu. Tulislah apa yang ada di benak Anda. Mulailah dari sini. Uraikan masalah dan rasa sakit itu, apa dan siapa yang terlibat, dan mengapa hal itu menjadi masalah bagi Anda, termasuk apa yang Anda rasakan ketika masalah ini ada pada diri Anda," paparnya.

Sandra menganjurkan agar hal itu dilakukan secara konsisten setiap hari. Emosi-emosi mungkin akan bermunculan, tetaplah dengannya dan tulis. Ia menganjurkan untuk menulis secara rinci, secara detail.

"Rincilah pengalaman-pengalaman dan perasaan-perasaan Anda. Menulis di catatan harian merupakan alat yang dapat digunakan dalam jangka panjang untuk penyembuhan dan pertumbuhan personal. Catatan harian Anda bisa menjadi teman hidup Anda. Gunakan dengan baik dan ini akan membalas Anda dengan kebahagiaan, pemenuhan, dan hidup yang lebih sehat," jelasnya.

Sampai di sini saya ingat tulisan saya sebelumnya dengan judul Buku Diary, Sahabat Sejati yang Siap Menampung "Curhatan" Kita. Tulisan itu menjelaskan manfaat buku diary atau buku harian. Melalui buku diary, rupanya kita juga bisa menumpahkan segala macam beban pikiran dan semua beban perasaan secara rinci, sedetail-detailnya.

Dan, seperti dikatakan oleh para ahli, aktivitas menulis bisa membantu menyembuhkan  penyakit, baik penyakit fisik maupun gangguan psikologis. Dan, bagi yang sehat, bisa tetap menjaga kesehatan dan semangat hidup.

( I Ketut Suweca, 18 Juni 2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun