Mohon tunggu...
Yus Rusila Noor
Yus Rusila Noor Mohon Tunggu... Pekerja Lingkungan

Saya adalah seorang yang sedang belajar. Bagi saya, hidup itu adalah proses belajar, dan belajar itu adalah proses seumur hidup .... Iqra

Selanjutnya

Tutup

Nature

Bio-Rights sebagai Mekanisme Insentif Rehabilitasi Pesisir

25 September 2025   16:53 Diperbarui: 25 September 2025   16:53 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mangrove semakin menipis di Pantura Jawa (Foto: Yus Rusila Noor)
Mangrove semakin menipis di Pantura Jawa (Foto: Yus Rusila Noor)

Keterbatasan dan tantangan skala besar

Meski demikian, perlu diakui bahwa kerja Bio-Rights tidak serta-merta menyelesaikan masalah degradasi pantai Demak secara keseluruhan. Fenomena alam yang terlanjur telah terjadi, seperti amblesan tanah dan kenaikan permukaan laut, terjadi dalam skala yang jauh lebih besar dari apa yang bisa ditangani hanya dengan merehabilitasi mangrove. Tanpa intervensi struktural besar, sebagian wilayah pesisir Demak sepertinya akan tetap terancam.

Di sinilah terlihat perlunya pendekatan terpadu, antara pembangunan infrastruktur keras seperti tanggul laut atau pengendali gelombang, dipadukan dengan rehabilitasi ekologis berupa penumbuhan mangrove dan ekosistem pesisir lainnya. Dalam skenario besar seperti ini, Bio-Rights masih dapat digunakan sebagai pendekatan kegiatan, sebagai jembatan untuk melibatkan masyarakat lokal agar mereka menjadi bagian dari solusi, bukan korban semata.

Belajar dari pengalaman internasional

Pendekatan serupa juga sudah ditempuh di berbagai negara. Belanda, misalnya, sejak awal 2000-an meluncurkan program Room for the River. Alih-alih hanya membangun tanggul, mereka memberi ruang bagi sungai untuk meluap di area yang direncanakan, sambil melibatkan masyarakat lokal dalam perencanaan ulang penggunaan lahan. Hasilnya terlihat, banjir berkurang, sekaligus tercipta lanskap baru yang bernilai ekologis dan sosial.

Di Vietnam, kawasan pesisir Mekong Delta menjadi contoh penting. Di sana, pemerintah menggabungkan pembangunan tanggul dengan rehabilitasi mangrove melalui pendekatan hybrid engineering. Tanggul melindungi pemukiman dari ancaman langsung, sementara mangrove di depannya menahan energi gelombang dan memperbaiki ekosistem. Keterlibatan komunitas lokal dijaga lewat skema insentif, mirip dengan semangat Bio-Rights.

Pengalaman internasional ini menunjukkan bahwa infrastruktur keras dan solusi berbasis alam tidak perlu dipertentangkan. Keduanya bisa berjalan bersama, saling melengkapi, dengan peran masyarakat tetap menjadi kunci keberlanjutan.

Pelajaran berharga untuk masa depan

Pengalaman di Demak memberi beberapa pelajaran penting:

  • Kepercayaan butuh waktu. Investasi terbesar justru pada proses membangun relasi, bukan pada pembangunan fisik.
  • Perempuan harus dilibatkan sejak awal. Norma sosial dan kriteria kelompok membuat keterlibatan perempuan minim; desain program ke depan harus lebih sensitif gender.
  • Kebijakan publik perlu berpadu dengan fleksibilitas lokal. Perencanaan pemerintah yang kaku seringkali tidak sejalan dengan sifat adaptif Bio-Rights. Skema kemitraan publik--swasta bisa menjadi jalan untuk memperluas dampak.
  • Dokumentasi dan monitoring terpadu penting agar pengalaman bisa direplikasi di tempat lain.

Menjaga mangrove, menjaga manusia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun